REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Moeldoko didampingi para Asisten Panglima TNI dan Kapuspen TNI Mayjen M. Fuad Basya mengunjungi Pulau Rondo di Provinsi Aceh, Kamis (21/5). Dalam kunjungannya tersebut Panglima TNI didampingi Wali Kota Sabang Zulkifli H. Adam dan Pangdam Iskandar Muda Mayjen Agus Kriswanto meresmikan patung pahlawan nasional Teuku Umar di Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, Aceh.
Dalam sambutannya, Jenderal Moeldoko mengatakan, penjagaan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya pulau terdepan harus selalu dijaga dari gangguan siapa pun, darimana pun dan bentuk apa pun.
“Keberadaan Patung Teuku Umar akan memberi peringatan bahwa siapapun tak boleh mengganggu wilayah Indonesia. Sejarah perjuangan Teuku Umar diharapkan mampu mengingatkan prajurit TNI dan masyarakat kepada perjuangan yang berdarah-darah pada masa penjajahan dulu,” katanya.
“Ini untuk mengingatkan bahwa NKRI dipertahankan dengan segala kemampuan yang ada. NKRI direbut melalui pertumpahan darah, melalui pengorbanan luar biasa, kita harus tetap menjaga kewaspadaan,” lanjut mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Moeldoko mengulangi ucapan Proklamator Sukarno, mengenai pentingnya mengingat sejarah dengan istilah ‘Jas Merah’ alias jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Dia bahkan menginginkan adanya patung pahlawan lain, yang ditempatkan di pulau-pulau terdepan Indonesia. “Saya berharap ada penempatan lagi, setidaknya di 10 pulau terluar,” ujarnya.
Usai peresmian patung pahlawan Teuku Umar di pulau terdepan di ujung barat Indonesia tersebut, Jenderal Moeldoko memberikan pengarahan kepada 1.600 prajurit dan PNS TNI se-Garnisun Banda Aceh, di Markas Kodam Iskandar Muda.
Dia menegaskan agar di antara prajurit TNI jangan ada rasa ego sektoral, dan seluruh prajurit serta PNS TNI termasuk keluarganya, jangan sampai terlibat dalam penggunaan narkoba. Sebelum meninggalkan Markas Kodam Iskandar Muda, Moeldoko menyerahkan penggunaan dua kendaraan taktis untuk pasukan Raider.