REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS-- Petempur Negara Islam (IS) telah menghukum mati sedikitnya 17 orang sejak mereka menguasai Kota Kuno Palmyra di Suriah pada Rabu (20/5), kata satu kelompok pemantau, Kamis (21/5).
Sebagian orang yang dibunuh adalah pasukan pemerintah serta orang yang setia kepada pemerintah, kata Obervatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia. Kelompok pengawas yang berpusat di Londontersebut menyatakan sebagian orang yang dihukum mati dipenggal oleh kelompok teror itu, setelah serangan besar terhadap Palmyra pada Rabu.
Pada Kamis pagi, Observatorium tersebut menyatakan anggota IS telah sepenuhnya menguasai Kota Kuno Palmyra di Suriah Tengah. Bagian permukiman dan bagian bersejarah di kota Palmyra, yang berisi kuil dan monumen yang berusia 2.000 tahun, telah jatuh ke tangan kelompok IS, kata Observatorium itu, sebagaimana diberitakan Xinhua.
Satu pangkalan udara, satu penjara pusat dan markas intelijen berada dalam kekuasaan IS sekarang, kata kelompok pemantau tersebut, yang mengatakan Observatorium itu mengandalkan jaringan kerja pegiat di lapangan di dalam wilayah Suriah.
Sebanyak 100 prajurit pemerintah tewas pada Rabu dalam pertempuran di Palmyra, demikian laporan kelompok pemantau tersebut, yang mengatakan anggota IS kini menguasai separuh negara Suriah.
Pada Rabu malam, stasiun televisi resmi Suriah, Al-Ekbarieh, menyatakan pasukan Pertahanan Nasional Suriah mundur dari Palmyra akibat gencarnya serangan IS setelah mengungsikan warga sipil dari kota itu.