Jumat 22 May 2015 17:53 WIB
Beras Plastik

Beras Plastik Cerminan Keselamatan Rakyat tak Bisa Digantungkan pada Pemerintah

Rep: c23/ Red: Joko Sadewo
Asal beras Plastik dilacak (ilustrasi)
Foto: Mardiah
Asal beras Plastik dilacak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Beredarnya beras plastik di Indonesia menjadi cerminan rapuhnya kedaulatan bangsa. Bahkan kasus ini menunjukkan rakyat tidak bisa lagi menggantungkan keselamatannya pada pemerintah.

Ketua Nasional Relawan Kesehatan Indonesia, Agung Nugroho mengatakan beras plastik yang bentuknya kasat mata saja berhasil bisa masuk dan beredar di pasar-pasar tradisional. “Lalu bagaimana jika yang dimasukan adalah virus dan bakteri penyakit menular yang telah direkayasa genetinya dan berpotensi menjadi wabah penyakit nasional?”  kata Agung dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/5).

Kondisi ini, menurutnya, telah membuktikan rakyat tidak bisa lagi menggantungkan keselamatannya pada pemerintah. Sehingga, ia menyarankan, masyarakat bisa berusaha membentuk jalan dan caranya sendiri untuk menjamin keselamatan dirinya.

“Ini bisa dilakukan dengan membangun komunitas warga sehat dan siaga. Sehingga di setiap kampung tempat masyarakat itu tinggal, paling tidak memiliki benteng kedaulatannya sendiri,” jelasnya.

Diketahui sebelumnya, dugaan adanya beras sintetik (beras plastik) yang ditemukan di Pasar Bekasi, ternyata benar adanya. Sucofindo dalam hasil uji labnya menyebutkan beras plastik mengandung unsur kabel, ketamik, dan bahan yang digunakan untuk membuat pipa paralon.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement