REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) menilai tindakan pemerintah Myanmar adalah tindak kejahatan yang perlu ditindak lanjuti.
"Semua manusia jodoh dan hidup berdampingan. Saya dan ayah saya pun beda. Beliau Katolik, saya Buddha," ucap Koordinator Walubi, Biksu Sofyan Tan, Jumat (22/5). Pernyataan Tan itu menanggapi diskriminasi yang menyatakan bahwa nasib umat Buddha di Myanmar akan seperti di Indonesia. Dimana kehadiran muslim akan mengurangi jumlah pemeluk Buddha.
Walubi pun mendukung sikap Din Syamsudin yang menyarankan agar pemerintah meminjamkan satu pulau di Indonesia untuk pengungsi Rohingnya. "Bila perlu kita bina mereka hingga menjadi petani, nelayan, dan membantu mengembangkan ekonominya. Pemerintah jangan biarkan pengungsi hanya untuk tidur-tiduran,"kata Tan mengungkapkan.
Dengan demikian, kata Tan, pemerintah Indonesia mampu menunjukan kepada Myanmar bahwa warga negaranya yang ditelantarkan menjadi masyarakat mandiri. "Kalau perlu kta tunjukan kemandirian mereka kepada Myanmar ekspor hasil warganya yang telah diberdayakan,"kata Tan.