REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Manajemen PSMS Medan terpaksa 'memulangkan' para pemain dan pelatihnya setelah hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia akan digelar. "Awalnya kita sempat mempertahankan pemain, namun teryata kondisi itu tidak dapat terus dipertahankan, apalagi jadwal kompetisi tidak jelas dan PSSI masih dibekukan," kata CEO PSMS Sunardi di Medan, Jumat (22/5).
Dia mengatakan, setelah melakukan evaluasi terhadap perkembangan tim maupun sepak bola di Indonesia, maka manajemen mengambil kebijakan untuk memulangkan semua pemain dan pelatih. Hal itu dilakukan agar biaya operasional PSMS tidak semakin membengkak dan dapat menghemat biaya karena jadwal pertandingan yang telah ditungu-tunggu tak kunjung tiba untuk melakoni pertandingan.
Lebih lanjut ia menuturkan, draf pemutusan kontrak telah dibuat oleh sekretaris klub dan segera ditandatangani oleh Ketua Umum PSMS, Indra Sakti Harahap. Dengan demikian, kontrak pemain sementara diputus sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Jika Divisi Utama bergulir, pihak manajemen kembali memanggil para pemain dan pelatih, selanjutnya membuat kontrak yang baru lagi. Menurut dia, dengan diputusnya kontrak tentunya para pemain libur latihan dan kesempatan itu harus dimanfaatkan para pemain untuk kembali ke asalnya masing-masing, sehingga dapat berkumpul dengan keluarga.
Bagi pemain yang diliburkan diharapkan untuk terus melakukan latihan ditempatnya masing-masing, sehingga PSMS tetap siap jika secara tak terduga PSSI dan PT Liga Indonesia menggelar kompetisi. Namun, selama status tim libur dengan adanya pemutusan kontrak, para pemain tidak mendapat gaji.
"Selama libur pemain tidak digaji. Pemain pun mengerti kondisi saat ini. Kondisi memang sulit dan kami mengerti kehidupan sebagai pemain sepak bola. Bagaimana pemain yang mengantungkan hidupnya di sepak bola, apalagi pemain yang sudah berumah tangga," katanya.