Sabtu 23 May 2015 11:58 WIB

UNHCR: Wabah Kolera Renggut 29 Nyawa Pengungsi Burundi

  Pasien kolera tengah mendapatkan perawatan di kota Freetown, Sierra Leone.
Foto: Simon Akam/Reuters
Pasien kolera tengah mendapatkan perawatan di kota Freetown, Sierra Leone.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNCHR) pada Jumat (22/5) melaporkan wabah kolera di daerah tepi Danau Kagunga di Tanzania telah menewaskan 29 pengungsi Burundi dan dua warga lokal.

Juru Bicara UNHCR Adrian Edwards mengatakan wabah tersebut telah menjadi komplikasi tambahan baru yang berkembang dan mengkhawatirkan pada saat ribuan warga Burundi telah menyelamatkan diri ke negara tetangga.

"Semua korban dilaporkan meninggal di Kota Pelabuhan Kigoma di Danau Tanganyika, di Desa Kagunga dan Nyarugusu yang berdekatan, dan di antara mereka ada yang diangkut dengan feri dari Kagunga ke Kigoma," kata Edwards dalam pernyataan.

Edwards mengatakan langkah pencegahan adalah denganmenyediakan air bersih dan kebersihan mendasar. Dua hari pertama perawatan medis sangat penting buat orang yang mengalami dehidrasi.

Kolera menular melalui air minum yang tercemar. Kondisi yang tidak bersih dan terlalu banyak orang di Kagunga dan konsumsi air dari danau diduga menjadi penyebab. Beberapa bagian daerah itu adalah daerah wabah kolera.

UNHCR bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan memimpin tim tanggap wabah kolera bersama PBB dan mitra PBB untuk menyediakan kebersihan, air dan pemeliharaan kesehatan darurat. Itu meliputi tambahan pasokan air yang aman, dan pengiriman obat, pasokan medis, alat perlindungan, alat pasokan air dan barang lain buat pengungsi serta instalasi kesehatan pemerintah. Bantuan dikirim melalui udara.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement