REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Yudy Chrisnandi mengatakan pemerintah perlu melakukan inisiatif untuk membuat kesepakatan rencana pembangunan ekonomi industri Indonesia di masa mendatang. Hal ini perlu dilakukan agar industri Indonesia memiliki keunggulan komparatif.
"Industri yang dikembangkan bukan untuk mengejar ketertinggalan dan bertarung dengan negara-negara industri terkemuka seperti Jepang, Korea, dan Amerika. Tapi Indonesia harus berani mengambil keputusan untuk mengembangkan industri yang memiliki keunggulan komparatif," jelas Yudy saat memberikan pidato dalam acara pengukuhan dirinya menjadi Guru Besar bidang Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik di Universitas Nasional (UNAS), Sabtu (23/5).
Ia menambahkan industri harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli rakyat, perluasan lapangan kerja. "Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi yang luas juga diperlukan guna menghasilkan devisa nasional yang sebesar-besarnya sebagai modal pembangunan yang berkelanjutas," tegasnya.
Hari ini, Yudy Chrisnandi dilantik menjadi Guru Besar bidang Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Nasional (UNAS).
Rektor Universitas Nasional, El Amry Bermawi Putra, mengatakan pengukuhan ini akan menambah jajaran guru besar Unas menjadi 18 guru besar. Pengajuan guru besar kepada Yuddy sudah disampaikan kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sejak tahun 2012 lalu. Yuddy sudah mengabdi di UNAS selama 20 tahun lebih.