Sabtu 23 May 2015 16:43 WIB

Ini Kronologi Pembunuhan Jopi di Bar Venue Kemang

Rep: C15/ Red: Ilham
 Garis polisi dipasang di lokasi bangunan rumah makan Saung Wargi yang hancur akibat longsor di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (16/3). (foto:Septianjar Muharam)
Garis polisi dipasang di lokasi bangunan rumah makan Saung Wargi yang hancur akibat longsor di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (16/3). (foto:Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saksi kunci kasus pembunuhan Jopi Peranginangin, aktivis lingkungan yang juga dikenal sebagai aktivis 98, Mario menceritakan kronologis kejadian pada Sabtu (23/5), dinihari. Kepada Republika, ia yang sudah diperiksa Polres Jakarta Selatan membeberkan kronologis kejadian melalui pesan elektronik.

Mario menjelaskan, saat itu Jopi dan delapan orang kawannya sedang berkumpul di salah satu kafe di Kemang. Pada pukul 03.30, Jopi memasuki Venue Kafe. Di dalam sudah terlihat beberapa orang pria berperawakan tegap dan cepak.

Karena waktu sudah menunjukan pukul 04.00, dan Venue kemang sudah tutup. Mereka memutuskan untuk berkemas dan hendak keluar dari kafe. Saat hendak keluar, salah satu dari gerombolan pria berbadan tegap tersebut sempat memaki Amar, salah satu kawan Jopi yang ikut serta dalam acara nongkrong tersebut.

"Finish, out out," ujar Mario mengikuti gaya pria tersebut mengusir mereka.

 

Mario mengatakan, gerombolan pria tersebut telihat mabuk berat. Sembari berdiri mereka mengusir Jopi dan kawan-kawannya dengan mengibaskan tangannya. Bentakan itu disambut Amar. "Iya bro, kita juga mau keluar," kata Mario menirukan Amar.

Jawaban itu ternyata membuat pria yang berteriak itu bergerak maju ke arah Amar dan menuturkan kalimat tidak jelas dan membingungkan. Melihat sahabatnya terlibat percekcokkan, Jopi pun mendekati mereka. "Ada apa nih, tenang dulu pak," ujar Jopi sembari menjauhkan Amar dari hadapan pria tersebut.

Melihat Jopi yang memang berperawakan tinggi dan berpenampilan metal, lelaki tersebut malah naik pitam. Pria itu pun menarik tangan Jopi dan melayangkan sebuah pukulan ke wajahnya. Namun, pukulan tersebut berhasil ditahan oleh teman pelaku sendiri.

Amar dan yang lainnya juga langsung menarik Jopi dan kemudian melerai mereka. Jopi dan kawan-kawannya pun bergerak keluar dari Venue. Di dalam, pelaku yang masih tak terima terus mengoceh dan menantang Jopi.

Amar yang juga tersulut emosinya kembali menghampiri pria tersebut saat di parkiran. Amar yang berusaha mengajak ngobrol dan mendekati pelaku malah dibentak dan dipukul. Tak selesai dengan memukul dan membentak Amar. Pria tersebut langsung membuka tas selempangnya berwarna cream, mengeluarkan pisau, dan berteriak.

"Saya ini tentara," ujar pria tersebut sambil mengacungkan pisaunya.

Entah pria tersebut memang sudah mengintai Jopi atau tidak, Amar yang ada didepan mereka tak dihiraukannya dan malah mengejar Jopie yang sudah lebih dulu menjauh dari krumunan tersebut.

Pelaku dan kawanannya langsung mengejar Jopie hingga depan Habibie Center, Kemang. Jopie ditahan dan dipukuli oleh kawanan tersebut. "Salah gue apa," teriak Jopie. Namun, teriakan tersebut terhenti. Mario yang mendengar hal tersebut langsung menghampiri Jopie yang sudah tersungkur di bawah pohon.

Mario langsung mengangkat Jopie. Saar diangkat, barulah mereka tahu baju dan badan Jopie sudah bersimbah darah. Jopi ditusuk di depan parkiran Habibie Center. Melihat kondisi Jopie yang mengkhawatirkan, Mario langsung membawa Jopie ke RSPP.

Pukul 04.30, Jopi tiba di RSPP dan langsung ke IGD. Dokter menjelaskan keadaan kritis karena luka tusuk kena paru-paru, diindikasikan ada pendarahan massif, ada luka di paru, acid tinggi, sel darah putih turun, infeksi bakteri dari bayonet/sangkur. Dokter pun menyarankan masuk ke ICU.

Dokter sempat menanyakan soal uang muka Rp 25-30 juta, sementara operasi diperkirakan sekitar 42 juta. Beberapa kawan berusaha mencari uang. Tapi pas cari uang dikabari kalau keadaan Jopi memburuk. "Saya langsung hubungi keluarga, tapi pukul 06.00 nyawanya sudah pergi," ujar Mario.

Saat ini jenazah Jopi masih di RSPP. Nantinya, akan dibawa RS Polri Kramat Jati untuk diotopsi lalu dibaringkan di Rumah Duka, Rumah AMAN, Jalan Tebet Timur Dalam Raya No 11 A Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement