Sabtu 23 May 2015 17:18 WIB

Teriakan Terakhir Aktivis 98: Salah Gue Apa!

Rep: C15/ Red: Ilham
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saksi kunci kasus pembunuhan Jopi Peranginangin, aktivis lingkungan yang juga dikenal sebagai aktivis 98, Mario mengaku sempat mendengar teriakan temannya saat dianiaya seseorang yang mengaku oknum aparat. Dalam teriakannya, Jopi merasa didzalimi tanpa sebab.

Mario menceritakan kronologi kejadian pada Sabtu (23/5) dinihari tersebut melalui pesan elektronik. "Salah gue apa!" kata Mario menirukan teriakan Jopi kepada Republika.

Mario menjelaskan, sebelum kejadian, Jopi dan delapan orang kawannya yang keluar dari Bar Benue di Kemang sempat diusir dan dimaki oleh seorang pria berbadan tegap. Gerombolan pria tersebut telihat mabuk berat. Bahkan, pria itu juga hampir memukul Jopi. Namun berhasil dilerai.

Masalah ternyata tidak selasai sampai di dalam Bar. Di parkiran, pria tersebut terus mengomel sehingga Amar --teman korban yang berada di lokasi kejadian-- berusaha mengajaknya bicara. Pelaku malah membentak dan memukul Amar. Dia juga mengeluarkan pisau dan berteriak 'Saya ini tentara'.

 

Entah pria tersebut memang sudah mengintai Jopi atau tidak, Amar yang ada di depan mereka tak dihiraukannya dan malah mengejar Jopi yang sudah lebih dulu menjauh dari krumunan tersebut.

Pelaku dan kawanannya langsung mengejar Jopi hingga depan Habibie Center, Kemang. Jopie ditahan dan dipukuli oleh kawanan tersebut. "Salah gue apa," teriak Jopi. Namun, teriakan tersebut terhenti. Mario langsung menghampiri Jopi yang sudah tersungkur di bawah pohon.

Saat diangkat, baju dan badan Jopi sudah bersimbah darah dengan luka tusukan senjata tajam. Mario dan temannya langsung membawa Jopi ke RSPP. Jopi menghembuskan nafas terakhir setelah sempat mendapat perawatan.

Dokter menjelaskan, tusukan itu mengenai paru-paru Jopi sehingga terjadi pendarahan massif. Saat ini jenazah Jopi masih di RSPP. Nantinya, akan dibawa RS Polri Kramat Jati untuk diotopsi lalu dibaringkan di Rumah Duka, Rumah AMAN, Jalan Tebet Timur Dalam Raya No 11 A Jakarta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement