REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK- Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinan mendalam bagi ribuan warga yang terperangkap di kota Palmyra, Suriah, setelah kota itu direbut pejuang kelompok Negara Islam (ISIS).
Ke-15 anggota Dewan Keamanan meminta keamanan jalur untuk warga lari, sekaligus menyatakan keprihatinan atas perlindungan kota kuno Palmyra, yang termasuk dalam Warisan Dunia.
Negara Islam menyatakan penguasaan Palmyra dengan mengunggah beberapa gambar dan video, termasuk dari rumah sakit, penjara dan pangkalan angkatan udara.
Dewan Keamanan PBB secara khusus menyatakan keprihatinan bagi perempuan dan anak-anak, menggarisbawahi bahwa pejuang Negara Islam membentuk pola penculikan, pemanfaatan dan penyalahgunaan wanita dan anak-anak, termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual, perkawinan paksa dan perekrutan anak-anak.
Dengan dikenal sebagai mutiara gurun, kota Palmyra adalah tempat lorong bertiang, makam dengan hiasan terinci serta reruntuhan bangunan zaman Yunani-Romawi kuno. Negara Islam memicu kemarahan antarbangsa pada tahun ini ketika meledakkan kota kuno Nimrud dan menghancurkan artefak di museum Mosul, keduanya di Irak.