Ahad 24 May 2015 02:45 WIB

Kampus Ini Siapkan Somasi kepada Menristek

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat diskusi kick-Off Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas 20) di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (26/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir saat diskusi kick-Off Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas 20) di gedung BPPT, Jakarta, Kamis (26/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Pengelola Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Adhy Niaga tengah mempersiapkan materi somasi kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir.

"Somasi ini segera kita sampaikan kepada Menristek Dikti karena kami merasa sangat dirugikan atas kegiatan inspeksi mendadak ke kampus kami pada Kamis (21/5)," kata Kepala Biro Kerja Sama Antarlembaga STIE Adhy Niaga, Fadil Hasan di Bekasi, Sabtu (23/5).

Menurut dia, kedatangan Nasir bersama rombongan wartawan ke Kampus Utama STIE Adhy Niaga di Bekasi Barat terkait dengan tuduhan praktik jual-beli ijazah kepada mahasiswa. "Mereka datang tiba-tiba bawa sekelompok orang (wartawan), seakan-akan kampus ini sarang narkoba yang digerebek," katanya.

Menurut Fadil, Nasir juga sempat membubarkan perkuliahan yang sedang berlangsung di kampus tersebut. Bahkan menuduh dosen sebagai pengelola praktik jual-beli ijazah di hadapan mahasiswa dan rombongan wartawan.

"Kita punya etika yang harus dikedepankan selaku pendidik. Kalau benar kita ada kesalahan, kita siap dipanggil untuk klarifikasi," katanya.

Menurut dia, STIE Adhy Niaga merupakan perguruan tinggi yang terakreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Pemilik STIE Adhy Niaga, Adi Firdaus mengatakan, dampak dari pernyataan Nasir kepada media massa terkait tuduhan jual-beli ijazah telah merugikan pihaknya secara materi dan moril.

"Jelas kami sangat dirugikan. Banyak mahasiswa kami yang patah semangat untuk kuliah. Sikap Pak Menteri mengacaukan dunia pendidikan. Situasi ini membuat geram para alumni kami," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement