REPUBLIKA.CO.ID, ACEH TIMUR –- Kesadaran kesehatan para pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh masih minim. Para pengungsi di di Pos Pengungsi Bayeun, Aceh Timur masih memiliki kesadaran yang rendah.
Beberapa pengungsi lebih memilih membuang hajat di tempat umum daripada tempat yang disediakan. “Kami sudah menjelaskan melalui temannya yang pandai cakap melayu, tapi susah mereka,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Timur, Sahrizal kepada Republika di Aceh Timur, Ahad (24/5).
Petugas BPBD telah membangun puluhan kamar mandi dan sejumlah toilet untuk kebutuhan hajat pengungsi. Namun kata dia, sebagian pengungsi tidak langsung mengikuti arahan petugas.
Untuk itu, ia berupaya untuk meningkatkan sosialisasi arahan petugas. Namun hal itu terkedala oleh perbedaan bahasa antara petugas dan para pengungsi. “Kendalanya sampai saat ini di antaranya bahasa. Bahasa mereka beda dengan bahasa kita,” ujar Sahrizal.
Ia mengatakan, para petugas dan relawan membutuhkan bantuan penerjemah Untuk memperlancar penanganan pengungsi.