Ahad 24 May 2015 13:59 WIB

Ini Rekayasa Lalu Lintas Pembangunan Stasiun MRT di Bundaran HI

Aktivitas pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, Jumat (8/5).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, Jumat (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) untuk mengurangi dampak kemacetan terkait pekerjaan pembangunan stasiun bawah tanah MRT pada titik Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Setiabudi.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami dalam rilis yang diterima di Jakarta, Ahad (24/5), mengatakan pembangunan stasiun bawah tanah di sepanjang koridor Sudirman-Thamrin terus berlanjut. Pada area konstruksi MRT di Bundaran HI telah selesai dilakukan pekerjaan road decking pada sisi barat atau di dekat Kedutaan Besar Jepang.

"Tahap selanjutnya, area kerja di sisi barat akan kembali ke median Jalan MH Thamrin untuk melanjutkan pekerjaan road decking dan pekerjaan struktur utama Stasiun Bundaran HI. Pergeseran pagar proyek dari sisi barat ke median jalan itu akan selesai pada Selasa (26/5). Untuk itu, rekayasa lalin pun akan dilakukan," katanya.

Menurut dia, road decking itu berfungsi agar pekerjaan pembangunan stasiun bawah tanah dapat berjalan lancar tanpa mengganggu arus lalu lintas yang melintas diatasnya. Pergeseran area kerja itu akan dimulai pada 24 Mei 2015 hingga akhir bulan Oktober 2016.

"Pergeseran itu dilakukan karena area kerja yang terbatas di Jalan MH Thamrin berbeda dengan area kerja di sepanjang Jalan Sudirman yang cukup luas, sehingga tidak perlu dilakukan pemindahan," ujar Dono.

Sementara itu, dia menuturkan pada titik konstruksi di Senayan telah selesai dilakukan seluruh tahapan pekerjaan pengecoran atap stasiun bawah tanah dan akan berlanjut pada titik Setiabudi. Pada titik Setiabudi akan dimulai pekerjaan pengecoran atap stasiun bawah tanah tahap 2 sampai 5.

"Dampak dari pekerjaan pengecoran itu adalah dialihkannya lajur Bus Transjakarta Koridor 1 arah Blok M dengan menggunakan lajur reguler (lajur cepat) pada malam hari. Pengecoran berlangsung selama empat tahapan yang dimulai pada 24 Mei 2015 hingga 12 Juni 2015," tutur Dono.

Dia mengungkapkan pengalihan lajur Bus Transjakarta pada titik Setiabudi harus dilakukan karena pada saat pengecoran atap stasiun bawah tanah akan datang truk-truk pengangkut beton yang tidak dapat terhambat kedatangannya selama proses pengecoran berlangsung.

"Pekerjaan pengecoran atap stasiun pada titik Setiabudi akan dimulai pada Ahad (24/5), untuk tahap 2 dan akan berlanjut hingga tahap 5 pada 12 Juni 2015. Pekerjaan dilakukan pada malam hari untuk mengurangi dampak kemacetan lalu lintas," ungkap Dono.

Pihak MRT Jakarta telah melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta serta Ditlantas Polda Metro Jaya terkait pelaksanaan rekayasa lalin selama pekerjaan tersebut berlangsung.

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan masyarakat selama proses pekerjaan ini berlangsung.

Diharapkan kepada para pengguna jalan dan angkutan umum agarmematuhi rambu-rambu dan juga mengikuti petunjuk petugas di lapangan," tambah Dono.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement