REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati pendidikan Tutty Alawiyah mendukung kebijakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang memperbolehkan prajurit wanita TNI yang ingin mengenakan jilbab ketika berdinas. "Alhamdulillah, jika memang boleh ini bagus buat mereka untuk menjaga iman dan agamanya," ujar Tutty pada Ahad (24/5)
Menurut mantan menteri negara pemberdayaan perempuan tersebut menyatakan, seharusnya bukan saja polisi wanita (polwan) dan prajurit TNI wanita yang sudah berjilbab, tetapi ada baiknya instansi pemerintah lain juga sudah mulai memperhatikan penggunaan jilbab untuk para pekerja wanita. "Jangan mengulur-ulur waktu untuk orang terpanggil memakai jilbab," kata Tutty
Tuty menyatakan, jilbab bukan lagi sebagai penghalang wanita untuk mewujudkan cita-citanya. Karena itu, sudah sewajarnya wanita TNI dapat menggunakan jilbab. Dia pun mengaku dari dulu mengharapkan hal itu terjadi.
"Semoga para wanita dapat menikmati kebebasan berjilbab ini di mana pun mereka bekerja," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Fuad Basya menegaskan, pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko tidak ada yang salah. Pasalnya, selama ini memang tidak ada larangan bagi prajurit TNI untuk mengenakan jilbab.
''Semua orang bisa, semua orang boleh. Tidak ada masalah,'' kata Fuad, kepada Republika Online, Sabtu (23/5).
Dalam pengarahan kepada seluruh prajurit TNI bersama istri se-Sumatera Utara di hanggar Lapangan Udara Soewondo, Medan, Sumatra Utara, Jumat (22/5), Jenderal Moeldoko membolehkan Wanita TNI (Wan TNI) mengenakan jilbab selama bertugas.
Hal itu menjawab pertanyaan salah seorang Wan TNI berpangkat kapten yang menanyakan seragam bagi yang ingin berjilbab. "Pakai saja, kita nggak melarang kok. Wanita TNI mau pakai jilbab, pakai saja," ujar mantan KSAD tersebut.