REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengadakan pertemuan membahas nasib para pengungsi Muslim Rohingya dengan dihadiri pimpinan Pemda Aceh, UNHCR, IOM, Kemensos, TRC BNPB, SKPD dan beberapa NGO di Pendopo Kota Langsa, Aceh pada Ahad (24/5).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, pada pertemuan tersebut Pemerintah menyampaikan terima kasih kepada Pemda Provinsi Aceh, Pemda Kabuaten dan Kota, NGO serta masyarakat yang telah membantu pengungsi.
Selanjutnya, kata Sutopo, ada dua penanganan yang dilakukan Pemerintah. Pertama, untuk pengungsi asal Bangladesh yang merupakan korban ekonomi migran, maka 720 jiwa akan segera dikembalikan ke Bangladesh.
"Dubes Bangladesh telah berkunjung ke Aceh Utara dan berencana untuk memulangkan pengungsi secara bertahap," katanya dalam siaran perrs.
Sementara itu, biaya pemulangan pengungsi ditanggung oleh UNHCR dan IOM. Mulai minggu depan, secara bertahap pengungsi akan dipindahkan ke Medan sebelum dipulangkan ke Bangladesh. Proses tersebut diharapkan tuntas dalam jangka waktu sebulan.
Penanganan selanjutnya, kata Sutopo, untuk pengungsi Rohingya akan dilakukan permukiman kembali (resettlement) dan perlindungan sosial, pemenuhan kebutuhan dasar, trauma healing dan lainnya oleh berbagai kementerian atau lembaga. Rencananya, Selasa (26/5) akan dilakukan rakornis di Kemenko PMK.
"Koordinasi yang efektif diperlukan untuk mengatasi pengungsi ini. Pemerintah saat ini sedang menyusun Perpres Pengungsi dan Penanganan Pencari Suaka," tambah dia.
Seperti diketahui, dari 1.759 jiwa pengungsi di Aceh, 720 di antaranya adalah pengungsi dari Bangladesh yang sedang mencari pekerjaan dan menjadi korban perdagangan manusia. Sebanyak 1.062 jiwa pengungsi Rohingya terdiri dari 565 laki-laki, 235 jiwa perempuan, dan 225 jiwa anak-anak.