REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islahnya Partai Golkar dianggap sebagai langkah menyelesaikan konflik internal yang berkepanjangan. Jalan ini menjadi transformasi penyelesaian konflik secara perlahan.
Guru besar Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada Purwo Santoso mengatakan konflik Golkar sudah terlalu panjang. Padahal gelaran pemilihan kepala daerah (pilkada) akan diselenggarakan sebentar lagi.
Oleh karena itu, islah merupakan jalan untuk menyelesaikan masalah sengketa kepengurusan ini.
"Mengelola konflik itu butuh transformasi konflik yang secara pelan-pelan diselesaikan," kata Purwo saat dihubungi Republika Online, Ahad (24/5).
Ia menilai jalan awal dengan islah akan memudahkan penyelesaian masalah secara menyeluruh di kemudiannya. Karena masalah internal seperti itu tidak bisa diselesaikan secaea singkat dan sesaat.
Partai berlambang pohon beringin ini memang membutuhkan islah demi kepentingan partai dalam menghadapi pilkada. Sebab, tak akan ada partai yang rela kehilangan kesempatan mendapatkan kursi kepemimpinan.
Kubu Aburizal Bakrie menggelar pertemuan dengan wakil presiden yang juga elit senior Golkar Jusuf Kalla. Pada pertemuan itu Ical menyebut pihaknya siap islah untuk bekerja sama dengan kubu Agung Laksono untuk menyongsong pilkada serentak di Indonesia.