REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 500 perempuan yang tinggal di rumah susun (rusun) Tambora, Jakarta Barat, mengikuti pemeriksaan kanker serviks gratis yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ahad (24/5).
Ketua Umum Pengurus Besar IDI Zaenal Abidin mengatakan, IDI rutin melakukan pemeriksaan kanker serviks. Tahun ini pihaknya melanjutkan program ini karena pemeriksaannya yang mudah dan sederhana.
Tambora sengaja dipilih karena berdasarkan konsultasi dengan pemerintah daerah (pemda) DKI dan ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang menunjuk ke wilayah ini karena populasi warga yang dinilai cukup tinggi.
Selain itu, Tambora menjadi lokasi tes karena banyak kalangan ibu-ibu yang bermukim di sana. Sehingga, Tambora adalah kawasan padat penduduk.
"Dan benar sedikitnya ada 500 perempuan yang telah memeriksakan diri. Pengecekan dilakukan menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dalam rangka deteksi dini," katanya kepada Republika, di Jakarta, Ahad (24/5).
Ia meminta semua perempuan yang memiliki faktor risiko diharapkan mau memeriksakan diri.
Orang yang disebut Zaenal berisiko adalah hubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti, terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV), atau mengalami jamur keputihan. Selain itu perempuan yang merokok, minum minuman beralkohol, hingga sering melahirkan ikut rentan terserang penyakit ini.
"Mumpung bisa deteksi dini, semua perempuan berisiko bisa memeriksakan diri. Jadi, kalau terkena penyakit ini bisa diketahui lebih dini dan segera mendapat pengobatan," ujarnya.
Deteksi dini disebutnya juga memiliki harga lebih murah dibandingkan penyuntikan vaksin anti HPV. Dia mengatakan, harga vaksin ini relatif lebih mahal dibandingkan tes IVA.
Rencananya, pemeriksaan kanker serviks yang ada di Rusun Tambora juga akan dilakukan di daerah-daerah. IDI cabang dan di daerah-daerah di wilayah Tanah Air rencananya juga terus melakukan tes IVA tanpa dipungut biaya.
"Kami menargetkan ada satu juta indung telur yang ikut pemeriksaan serviks di seluruh Indonesia. Tetapi kami optimistis bisa lebih," ujarnya.