REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sleman memiliki banyak embung atau danau buatan berskala sedang. Namun tidak semua embung tersebut bisa digunakan sebagai objek wisata.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, AA Ayu Laksmidewi.
"Embung selama ini hanya untuk mancing. Sementara Dinas SDAEM (Sumber Daya Air dan Mineral) mengatakan keberadaan embung juga sekalian untuk wisata," kata Ayu, Ahad (24/5).
Namun begitu ia menjelaskan, tidak semua embung dikelola Pemda Sleman. Sebagian ada juga yang dikelola oleh Pemprov. Maka itu tidak semua embung dimanfaatkan untuk pariwisata. Selain itu, pemberdayaan embung sebagai tempat wisata perlu mempertimbangkan potensi lingkungan sekitar.
"Misalnya di Sendari. Potensi pariwisata embung di sana harus dikoordinasikan agar bisa terintegrasi dengan sentra kerajinan bambunya. Tidak hanya wisata air seperti perahu," ungkap Ayu.
Sebelumnya, Sekretaris SDAEM, Aji Wulantara sempat memyampaikan, Pemkab Sleman senantiasa melakukan penibgkatan kualitas sarana air. Termasuk embung. Saat ini sudah banyak bendungan serta embung dengan kategori sederhana ditingkatkan menjadi permanen.
Pada tahun 2010 sebanyak 945, menjadi 959 buah di 2014. Atau kondisi bendungan permanen meningkat dari 63,28 persen menjadi 73,76 persen. Menurutnya selain sebagai media penampung air, Embung dapat difungsikan sebagai sarana wisata. Hal ini pun sempat dibenarkan oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo.
"Ya kita bisa menggunakan embung sebagai tempat rekreasi. Tapi memang harus ada petugas keamanannya supaya tidak terjadi kecelakaan fatal. Tapi yang harus diingat, masyarakat mesti menjaga kebersihan embung dari sampah," kata Sri pada upacara kirap boyong tirto.