REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Daniel Johan menilai kasus beras sintetis sangat mungkin bermuatan politis seperti yang diduga Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
"Apakah bermuatan politis atau kepentingan bisnis, itu sangat mungkin. Ini sabotase," kata Daniel usai jumpa pers tentang beras sintetis di Kantor DPP PKB, Jakarta, Ahad (24/5).
Yang jelas, kata Daniel, pencampuran beras sintetis dengan beras asli yang kemudian diedarkan di pasaran tidak untuk mencari keuntungan materi secara langsung.
"Berdasarkan perbincangan dengan orang yang ahli plastik, biaya memproduksi beras sintetis jauh lebih mahal dibanding dengan harga beras. Jadi, tidak mungkin itu bermotif mencari keuntungan materi," kata dia.
Daniel mengatakan pihak yang melakukan pengoplosan beras sintetis dengan beras asli memiliki tujuan yang lebih luas dan strategis.
"Tidak mungkin ini sekadar perbuatan iseng," kata anggota Fraksi PKB DPR RI dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat itu.
Satu hal yang pasti, kata dia, penemuan kasus pencampuran beras sintetis dengan beras asli telah menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat. "Ini harus diperhatikan oleh pihak berwenang, harus diusut dan tidak boleh didiamkan," kata dia.
Karena itu, DPP PKB mendorong DPR RI untuk membentuk panitia khusus guna mengungkap motif di balik kasus beras sintetis tersebut.
"Perlu ada Pansus agar penanganan kasus ini bisa komprehensif, karena kasus ini menyangkut banyak aspek, politik, ekonomi, kesehatan, keamanan," kata dia.
Sebelumnya, Mendagri menyebut ada agenda terselubung di balik pengoplosan beras sintetis dengan beras asli. Ia meminta penegak hukum, intelijen, mengusut kasus itu yang dinilainya juga sebagai bentuk perbuatan makar.