REPUBLIKA.CO.ID,AL QUDS -- Sekitar 120 pemukim Yahudi menyerbu kompleks Al-Aqsa melalui Gerbang Al-Magharbeh Gerbang di bawah perlindungan polisi Israel, Ahad (24/5). Mereka masuk untuk merayakan hari libur Yahudi, Shavuot (Hari Raya Turunnya Taurat).
"Para pemukim berkeliaran di kompleks dan mencoba untuk membentuk ritual Talmud di dekat gerbang Al-Rahmeh dan Al-Haded, tapi jamaah Muslim mencegah mereka," kata Direktur Jenderal untuk bantuan Muslim dan urusan Al-Aqsa Sheikh Azzam al-Khatib kepada Anadolu Agency, Senin (25/5).
Koordinator Media untuk Al Aqsa Foundation for Waqf dan Heritage Mahmoud Abu Atta mengatakan, lebih dari 40 pemukim memaksa masuk ke masjid di pagi hari dan melakukan tur di berbagai bagian halaman yang berbeda. Sejumlah jamaah Palestina lantas berkumpul untuk memprotes aksi warga Israel tersebut.
Serangan itu diikuti seruan oleh beberapa organisasi Israel untuk secara kolektif menyerang masjid Al Aqsa pada hari Ahad dan Senin bertepatan dengan waktu turunnya Taurat. Lima warga Palestina, termasuk dua wanita, ditangkap oleh polisi Israel.
Ancaman Israel ke Al-Aqsa ini bukan yang pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Israel mulai menggali sebuah terowongan di seluruh kota tua. Israel menggambarkan terowongan ini sebagai "proyek turis" yang tidak menimbulkan ancaman bagi tempat-tempat suci Islam.
Namun, warga Palestina dan beberapa organisasi Israel, termasuk Israeli Committee Against House Demolition percaya, tujuan utamanya adalah membuat rute akses bawah tanah untuk menyerang Al-Aqsa dan tempat suci Islam lainnya di daerah itu.
Sebuah bagian dari halaman Masjid Aqsa runtuh tahun lalu sebagai akibat dari penggalian Israel di bawahnya. Keruntuhan terjadi dekat air mancur Qaitbay di bagian barat masjid.