Senin 25 May 2015 11:40 WIB

'Gerakan Separatis Ingin Pemerintah Bereaksi dengan Hard Power'

Rep: Agus Raharjo/ Red: Indah Wulandari
Salah satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) Ilipo Morib dari kelompok Simon Kogoya (dua kiri) dari wilayah Ilaga hingga Timika menyerahkan diri disaksikan langsung oleh Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan (kiri) di Makodim 1702 Jayaw
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Salah satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) Ilipo Morib dari kelompok Simon Kogoya (dua kiri) dari wilayah Ilaga hingga Timika menyerahkan diri disaksikan langsung oleh Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan (kiri) di Makodim 1702 Jayaw

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq meminta agar semua pihak tidak terpancing dengan ancaman perang terbuka dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Gerakan separatis seperti OPM memang ingin pemerintah bereaksi dengan hard power karena mereka akan ambil keuntungan banyak," kata Mahfudz, Senin (25/5).

Jadi, TNI jangan terpancing dengan provokasi gerakan-gerakan kriminal bersenjata maupun separatis. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, TNI juga harus bekerja sama dengan institusi lain untuk mengatasi ancaman-ancaman seperti ini.

Operasi intelejen memang harus di lakukan dengan intensif di daerah yang tergolong rawan konflik. Sebab, dinamika yang terjadi untuk kawasan rentan konflik politik dan militer menjadi persoalan serius.

Untuk kasus di Papua, imbuh Mahfudz, tidak lepas dari kepentingan aktor-aktor yang ada di luar negeri. Papua menjadi wilayah paling rentan di Indonesia. Sebab, di provinsi tersebut, ada tambang emas terbesar di dunia.

Padahal, sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah menyatakan Provinsi Papua sudah menjadi daerah yang aman di Indonesia.

Bahkan, Jokowi juga sudah membebaskan media asing masuk ke wilayah paling timur Indonesia ini. Pemerintah juga tengah mengejar percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah ini.

"Jadi saya minta, TNI dan pemerintah tidak terpancing," tegas Mahfudz.

Sebelumnya, pimpinan OPM yang bermarkas di Lany Jaya, Papua melontarkan tantangan perang terbuka dengan seluruh orang Indonesia di Papua.

Pimpinan OPM Enden Wanimbo mengatakan Papua merdeka menjadi harga mati. Bahkan dalam pernyataannya, OPM sudah menyiapkan amunisi untuk melakukan perang terbuka dengan Indonesia.

"Mulai sekarang kami nyatakan perang revolusi total dari Sorong hingga Merauke, yakni perang secara terbuka terhadap semua orang Indonesia yang ada di tanah Papua," kata Enden Wanimbo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement