REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Persipuramania kecewa karena tim kebanggaan mereka Persipura Jayapura gagal menjamu tim asal Malaysia, Pahang FA, pada laga 16 besar AFC Cup yang sedianya dihelat di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Papua, Selasa (26/5) sore.
"Kami kecewa. Kecewa sekali dengan situasi ini. Laga 16 besar AFC Cup di Mandala, gagal dilaksanakan," kata Koordinator Umum Persipuramania Irawan, di Jayapura, Senin (25/5).
Menurut dia, apa yang menimpa tim yang telah empat kali juara liga Indonesia dan semifinalis AFC Cup musim lalu, merupakan pukulan telah terhadap wajah persepakbolaan di Tanah Air. "Ini tamparan keras buat sepak bola di tanah air. Bahwa ada diskriminasi dalam olahraga, ada ketidakadilan yang sedang dijalankan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Boaz TE Salossa dan kawan-kawan, kata dia, berlaga di AFC Cup merupakan wakil bangsa dan negara yang seharusnya mendapatkan kemudahan akses, kemudahan jalan untuk menyelenggarakan laga AFC Cup di Mandala.
"Tapi rupanya oknum-oknum tertentu di pusat (Jakarta) sana, tidak punya hati, tidak punya mata dan tidak punya sportivitas. Persipura lagi-lagi dikorbankan, lagi-lagi menjadi tumbal buat perseteruan PSSI dan Kemenpora," katanya.
Irawan menduga bahwa tidak diberikannya visa kepada tiga pemain tim tamu oleh Dirjen Imigrasi, merupakan konspirasi besar yang sengaja dibuat demikian, agar Persipura tidak mengukir sejarah besar bagi dunia sepak bola di Tanah Air.
"Iri adalah kata yang tepat. Ketidakmampuan dan ketidakharmonisan Pemerintah Pusat lewat Menpora, BOPI dan Dirjen Imigrasi telah membuktikan bahwa Papua, Persipura dikorbankan," katanya.
"Padahal, Persipura adalah kebanggaan orang Papua untuk mendapat hiburan di olahraga, melepaskan rasa sakit karena dianak tirikan dari pembangunan, kini hal itu direnggut oleh mereka-mereka yang tidak punya hati di sepak bola," katanya.
Presiden Joko Widodo, lanjut dia, harus segera turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, karena jika tidak sanksi dari FIFA tinggal menunggu hari dan sudah pasti Indonesia akan dikucilkan dalam dunia sepak bola.
"Sejumlah program jangka pangjang di sepak bola akan sia-sia, karena rasa ego dan berkuasa segelintir orang yang akhirnya sepak bola, Persipura jadi korban. Kami hanya berharap kepada Presiden Jokowi untuk selesaikan masalah ini, jika tidak tambah lagi pekerjaan untuk Papua," pintanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak tiga pemain asing Pahang FA gagal mendapatkan visa karena tidak diproses oleh Dirjen Imigrasi dengan alasan libur, sehingga tim tersebut memilih pulang kembali ke negara asalnya.
Laga 16 besar AFC Cup di Mandala, yang dinanti-nantikan oleh publik Jayapura dan Papua pada umumnya batal digelar.
Ketua umum Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano pun mengaku sedih karena ketidakadilan sedang terjadi bagi timnya yang ingin meraih juara di AFC Cup 2015, dan Persipura merupakan harga diri dan martabat orang Papua.