Senin 25 May 2015 14:44 WIB
Jilbab TNI

Komisi VIII: Wacana Jilbab TNI tak Mungkin Sekadar Omongan Belaka

Rep: c26/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah wanita TNI melakukan atraksi kemampuan diri pada pelaksanaan gladi resik upacara bersama wanita TNI-Polri dalam rangka peringatan hari kartini di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (19/4).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah wanita TNI melakukan atraksi kemampuan diri pada pelaksanaan gladi resik upacara bersama wanita TNI-Polri dalam rangka peringatan hari kartini di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana Panglima Jenderal Moeldoko tentang jilbab yang dipakai anggota perempuan TNI dinilai bukanlah sekadar pernyataan atau omongan biasa. Pastinya wacana ini akan diikuti bawahannya dan akan segera dilaksanakan.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Leida Hanifa menyakini  meyakini wacana positif ini akan segera diresmikan. Sementara ini menurutnya wacana ini masih dalam proses yang sedang dikaji dalam internal institusi TNI seperti misalnay bagaimana penggunaannya yang harus disesuaikan dengan profesi tentara.

"Saya yakin wacana ini bukan hanya sekadar omongan dari Panglima Moeldoko. Pasti bawahannya akan mengikuti," kata Leida saat dihubungi ROL, Senin (25/5).

Ia mengaku akan terus mendorong untuk segera disahkannya perizinan penggunan jilbab pada seragam TNI. Walaupun kebijakan ini merupakan murni urusan internal TNI yang tidak bisa dicampuri pihak luar. Namun, ujarnya, bukan berarti DPR tidak memiliki kepentingan. Tentu pihak legislatif juga akan memperhatikan perkembangan kebijakan ini.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan wacana ini sangat positif bagi para perempuan yang berprofesi sebagai tentara. Ia juga meyakini tidak akan ada kendala keterbatasan akibat penggunaan kerudung dalam hal profesionalitas mereka dalam bekerja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement