Senin 25 May 2015 15:25 WIB

1,7 Juta Warga Indonesia Berpotensi Alami Gangguan Tiroid

Ilustrasi Kanker tiroid.
Ilustrasi Kanker tiroid.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sebanyak 1,7 juta jiwa warga di Indonesia berpotensi mengalami gangguan tiroid. Jumlah tersebut cukup signifikan, bahkan termasuk tertinggi di Asia Tenggara.

"Hal tersebut akibat masih rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai gangguan tiroid. Walaupun tiroid merupakan masalah kesehatan umum pada beberapa pasien gangguan tiroid bisa tidak terdiagnosa selama bertahun-tahun," kata Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bakti Pulungan pada acara jumpa media bertema " Bebaskan Dirimu dari Gangguan Tiroid" di Sanur, Bali, Senin (25/5).

Ia mengatakan gangguan tiroid adalah salah satu kelainan yang dapat dideteksi sejak bayi. Berdasarkan data dikumpulkan Unit Koordinator Kerja Endokrinologi Anak Kemenkes RI, sejak tahun 2000-2013 di Indonesia terdapat kasus positif gangguan tiroid pada bayi baru lahir 1:2.736.

Menurut Aman, Hipotiroid Kongenital adalah sebuah keadaan dimana kerja kelenjar tiroid pada menurun atau bahkan tidak berfungsi sejak lahir sehingga bayi tersebut kekurangan hormon tiroid.

"Gangguan tiroid pada bayi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan motorik dan mental yang tidak berimbang, tubuh cebol, lidah besar, kesulitan bicara hingga keterbelakangan mental," ujarnya.

Aman mengatakan bayi yang menderita hipotiroid kongenital bisa saja mengalami gejala yang berbeda satu sama lain. Gejala dan tanda yang dapat muncul pada bayi dengan gangguan tiroid adalah aktivitas menurun atau kurang aktif, mengalami kuning (icterus) yang lama, lidah menjadi besar, perut buncit, kulit kering dan burik, serta mudah kedinginan.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement