Senin 25 May 2015 18:41 WIB

Belum Ada Laporan Beras Plastik di Malang

Rep: c74/ Red: Taufik Rachman
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Walikota Bekasi Rahmat Effendi menunjukan sample beras bercampur bahan sintetis usai memberikan keterangan pers hasil uji laboratorium beras sintetis di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Razia makanan dan minuman berlanjut di kawasan Pasar Besar Kota Malang. Kali ini yang dicurigai beras mengandung plastik. Petugas razia dari Dinas Pertanian langsung masuk ke agen penjualan. Sebagian beras diambil untuk diuji lab di Dinas Pertanian.

“Jika nanti ada dan terbukti itu beras plastik, kami akan kerja sama dengan kepolisian untuk mengusut lebih lanjut,” kata salah satu Tim razia Dinas Pertanian, Andy Wijaya, Senin (25/5).

Andy mengakui, saat ini belum ada laporan terkait beras plastik, namun langkah itu baik, guna mengawasi peredaran beras. Sementara Kabag Ops Polres Malang Kota, Kompol Sunardi Wiyono, mengatakan, razia akan dilakukan rutin, terlebih menjelang puasa.

“Mendekati puasa, antisipasi bahan pangan akan kita lakukan dan kita pantau secara lebih ketat lagi,” lanjutnya.

Sunardi mengungkapkan, pada pemeriksaan kali ini petugas mengambil sample atau contoh dari beras di tiga toko tersebut. Mengenai  indikasi beredarnya beras plastik di Kota Malang, ia menjelaskan jika selama ini memang  masih belum ada laporan. Ia menambahkan, razia serupa juga akan dilakukan pada momen Ramadan.

"Selain untuk membuktikan apakah ada campuran bahan berbahaya, pengambilan sample juga dilakukan agar masyarakat tidak perlu gelisah," katanya.

Selain mengambil sample beras, razia juga dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada pedagang makanan dan minuman ringan yang dijual di pinggir jalan. "Makanan seperti cilok juga kita ambil sample untuk dilakukan uji laboratorium," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement