REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan kementeriannya telah mempersiapkan anggaran lebih dari Rp 2.3 miliar untuk memberikan bantuan pada para pengungsi yang berada di Aceh.
Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi dan anak-anak seperti sandang, selimut, perlengkapan kebutuhan anak dan lainnya.
"Anggaran dari dana bencana sosial. Ada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial," kata Khofifah di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (25/5).
Ia menjelaskan, di Indonesia terdapat sekitar 11.330 pengungsi yang berada tersebar di seluruh Indonesia. Lanjutnya, para pengungsi di Aceh sendiri berasal dari dua negara yakni Bangladesh dan Myanmar (etnis Rohingya). Kendati demikian, mereka memiliki motif mengungsi yang berbeda.
"Ada dua kelompok di sana, kalau Bangladesh itu pencari kerja, economic migrant, solusinya repatriasi. Saya rapat dengan chief of mission IOM, maka mulai dari kepulangan mereka dari Aceh ke Medan transit dan tiket pemulangan akan dicover IOM," jelas dia.
Sedangkan, pengungsi asal Myanmar melarikan diri dari lantaran terdesak oleh kondisi politik di negaranya. Pemerintah pun, lanjut dia, akan memulangkan para pengungsi asal Bangladesh.
Saat ini, kata Khofifah, pihak imigrasi tengah mempersiapkan kelengkapan syarat pemulangan para pengungsi asal Bangladesh. Khofifah mengatakan, terdapat 725 warga Bangladesh yang tercatat berada di Aceh. Kementerian Luar Negeri dan IOM pun telah melakukan koordinasi dengan pemerintah Bangladesh membahas terkait pemulangan para pengungsi.
Sementara itu, untuk para pengungsi asal Myanmar yang memang berusaha untuk mencari suaka, pemerintah telah mempersiapkan tempat penampungan sementara selama satu tahun.