REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL--Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Surya Widati meminta aparat penegak hukum menghukum mati pelaku pembuatan beras plastik yang merugikan masyarakat.
"Saya prihatin dengan peredaran beras plastik, kalau saya ketemu dengan pembuatnya (beras plastik), saya kira dia pantas untuk dihukum mati, karena bikin orang sakit yang mengkonsumsinya " katanya di Bantul, Senin.
Menurut dia, pihaknya memang belum mengetahui apakah beras plastik yang dikabarkan beredar di wilayah Bekasi tersebut juga beredar di wilayah Bantul, sebab dikabarkan beras palsu itu juga ditemukan di wilayah Gunung Kidul.
Namun demikian, kata dia, untuk mengantisipasi peredaran beras plastik di wilayah Bantul, pihaknya telah memerintahkan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) setempat untuk memantau dan mengecek ke pasar tradisional.
"Saya sudah perintahkan kepala dinas untuk menyurvei dan mengecek beras di seluruh pasar Bantul, siapa tahu beras plastik itu dicampur dengan beras lokal, karena di Gunung Kidul sudah ditemukan," kata Bupati.
Menurut dia, secara umum ciri-ciri beras plastik berbeda dengan beras pada umumnya, sebab bulir beras tersebut terlihat bening bahkan mengkilap jika terkena cahaya atau sinar, dan pada saat dimasak menjadi lebih lembek.
"Oleh karena itu saya juga mengimbau warga mewaspadai jika membeli beras untuk memperhatikan ciri-ciri tersebut, apalagi kalau sudah dicampur dengan beras, tidak akan begitu kelihatan," katanya.
Sementara itu, Kepala Disperindagkop Bantul, Sulistyanto mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk memantau pasar terhadap kemungkinan beras palsu tersebut beredar di wilayahnya.
"Dengan teman-teman Badan Ketahanan Pangan, Kantor Pasar, Dinas Pertanian, kami pantau acak, dan sampai saat ini di Bantul belum ditemukan yang seperti itu (beras plastik), harapan saya mudah-mudahan tidak akan ada di Bantul," katanya.