Selasa 26 May 2015 03:53 WIB
Beras plastik

Kurangi Kegelisahan Masyarakat, Polres Malang Razia Beras Plastik

Rep: c 74/ Red: Indah Wulandari
Petugas Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) yang juga anggota Satgas Pengawasan Barang menempel pamflet saat melakukan inspeksi mendadak untuk merazia peredaran beras platik di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Senin (25/5).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) yang juga anggota Satgas Pengawasan Barang menempel pamflet saat melakukan inspeksi mendadak untuk merazia peredaran beras platik di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Senin (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Sebagai langkah antisipasi beredarnya beras plastik di wilayah Kota Malang, personil Polres Malang Kota merazia sejumlah distributor beras di kawasan Jalan Kyai Tamin Pasar Besar Malang.

Selain Polres Malang Kota, petugas Dinas Pertanian dan Perdagangan Kota Malang juga ikut serta dalam razia yang dilakukan di tiga distributor beras, yakni UD Murni, UD Lestari Jaya, dan UD Pari Jaya.

"Nantinya sampel beras itu akan diuji ke laboratorium untuk membuktikan apakah dalam beras ada kandungan sintetis atau bahan berbahaya lainnya," ujar Kabag Ops Polres Malang Kota Kompol Sunardi Riyono, Senin (25/5).

Sunardi Riyono mengungkapkan, pada pemeriksaan kali ini petugas mengambil sample atau contoh dari beras di tiga toko tersebut.

Mengenai  indikasi beredarnya beras plastik di Kota Malang belum ada. "Selain untuk membuktikan apakah ada campuran bahan berbahaya, pengambilan sampelejuga dilakukan agar masyarakat tidak perlu gelisah," katanya.

Selain mengambil sampel beras, razia juga dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada pedagang makanan dan minuman ringan yang dijual di pinggir jalan. "Makanan seperti cilok juga kita ambil untuk dilakukan uji laboratorium," tandasnya.

Sementara itu, pemilik disteibutor beras UD Murni Andri mengungkapkan, jika selama ini ia tidak pernah menemukan adanya beras plastik di Malang. Ia berjanji jika menemukan ada beras plastik, pasti akan langsung dilaporkan ke polisi.

"Semuanya normal, permintaan masyarakat tergantung momen," pungkas Andri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement