Selasa 26 May 2015 11:32 WIB
Beras plastik

Samosir Disebut Masih Aman dari Beras Sintetis

Beralih ke beras Lokal: Pedagang berada di salah satu agen beras, Jakarta, Senin (25/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Beralih ke beras Lokal: Pedagang berada di salah satu agen beras, Jakarta, Senin (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMOSIR -- Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Samosir tidak menemukan adanya beras sintesis berdasarkan pemeriksaan mendadak di berbagai lokasi perbelanjaan tradisional dan warung milik masyarakat.

"Masih aman dan mudah-mudahan seterusnya aman dari peredaran beras sintetis itu," kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir, Hotraja Sitanggang di Pangururan, Samosir, Selasa (26/5).

Menuru Hotraja, selain memeriksa jenis beras, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Samosir juga melakukan pemeriksaan tera timbangan beras yang digunakan pedagang sebagai salah satu upaya untuk memastikan tidak adanya beras sintetis.

"Kita sebenarnya tidak yakin, beras sintetis beredar di Samosir yang merupakan penghasil padi, karena yang dijual sebagian besar merupakan produk lokal," katanya.

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan ke pasar-pasar dan warung milik masyarakat sebagai bentuk kewaspadaan dan kepedulian pemerintah yang tidak menginginkan warganya mendapatkan musibah.

Hotraja mengimbau kepada pedagang untuk lebih seleksi menerima tawaran pasokan beras dari distributor luar daerah dan masyarakat selaku konsumen juga harus teliti dalam membeli.

"Mari kita jaga kesehatan diri, dan melaporkan jika ada temuan ke Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan atau pihak kepolisian," kata Hotraja.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement