REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Sepak bola Tanah Air Budiarto Shambazy ikut menanggapi kasus pemain Pahang FA yang tertahan di Bandara Soekarno-Hatta karena masalah visa. Menurutnya, masalah itu sudah jelas murni kesalahan dari klub Pahang karena tidak meminta visa kepada KBRI di Kuala Lumpur.
“Jadi jangan menyalahkan Menpora (Imam Nahrawi) dan pemerintah karena pemain Pahang itu ada yang pemain asing ya harus pakai visa, “ kata Budiarto saat dihubungi Republika Online (ROL), Selasa (26/5).
Pemain-pemain di Indonseia, kata Budiarto, juga melakukan hal yang sama ketika ingin bertanding ke luar negeri. Konsekuensi masalah ini harus diterima. “Jadinya memang pertandingan diundur atau ditunda ya itu resiko,” kata Budiarto menambahkan.
Budiarto berpendapat aturan-aturan keimigrasian di negara manapun kadang kala menyulitkan atlet dari semua cabang olahraga. “Kalau tidak dapat visa ya tidak bisa bertanding, atlet apapun ya begitu, kecuali atlet ASEAN itu tidak pakai visa,” ujar pengamat olahraga kulit bundar ini.
Jalan keluarnya, menurut Budiarto, memang tidak ada kecuali meminta visa. Hal yang penting klub dan pemain harus tahu untuk pergi bertanding keluar negeri butuh visa atau tidak. Selain itu, klub juga harus mendata pemain yang berasal dari luar negaranya, kemudian diurus visanya.