Selasa 26 May 2015 16:30 WIB

Petani Diimbau Bersiap Hadapi Kemarau Panjang

Rep: C10/ Red: Yudha Manggala P Putra
Hujan yang turun di musim kemarau memicu semangat petani menanam padi.
Foto: Prayogi/Republika
Hujan yang turun di musim kemarau memicu semangat petani menanam padi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Meteorologi, klimatologi dan dan Geofisika (BMKG) memperkirakan awal musim kemarau di Indonesia terjadi pada April sampai Juni. Para petani di daerah juga telah bersiap menghadapi musim kemarau. Mereka mengganti tanaman padi dengan palawija yang lebih tahan di musim kemarau.

"Biasanya lahan pesawahan yang sulit mendapatkan air saat musim kemarau diganti dengan tanaman palawija," kata Kasi Bina Produksi, Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya, Eri Anggoro Kasih kepada Republika, Selasa (26/5).

Eri mengatakan, ia akan melakukan pendataan bersama penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan balai pelatihan pertanian (BPP). Pendataan tersebut dilakukan untuk mengetahui lahan yang akan kekeringan saat musim kemarau. Setelah data selesai dihimpun, para petani akan diarahkan ke program yang sesuai dengan kondisi alam dan musimnya.

Menurut Eri, lahan pesawahan yang bukan lahan pesawahan irigasi biasanya menganti jenis tanaman yang ditanam di lahan tersebut. Saat musim hujan mereka menanam padi, saat musim kemarau mereka menanam tanaman palawija seperti kacang kedelai dan jagung.

Eri menjelaskan, di Kota Tasikmalaya ada tiga wilayah yang biasanya menanam palawija saat kemarau. Di antaranya di daerah Kecamatan Tamansari, Kawalu dan Cibeureum. Menurutnya, produksi tanaman kedelai di Kota Tasikmalaya mencapai 1,2 ton perhektare.

Eri juga mengimbau para petani agar bersiap menghadapi kemarau. Untuk petani yang bercocok tanam di sawah irigasi diimbau untuk memperbaiki irigasi. Dilakukan pengontrolan dari saluran cacing sampai tersier. Sementara, untuk petani yang bercocok tanam di sawah yang tidak memiliki irigasi sebaiknya menanam palawija.

Selain itu, Eri juga menegaskan agar para petani menggunakan bibit unggul agar lebih tahan terhadap kemarau. Jika ingin tetap menenam padi, sebaiknya menanam padi yang kuat terhadap kemarau.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bangunjaya Kota Tasikmalaya, Jidin Maulana Yusuf menambahkan, di wilayah timur Kota Tasikmalaya merupakan area peswahan tadah hujan. Sehingga saat musim kemarau para petani beralih menanam palawija. Menurutnya, bisa saja para petani tetap menanam padi, tapi akan rawan gagal panen.

Menurut Jidin, sebagian besar anggota Gapoktan Bangunjaya lebih memilih menanam palawija. Hal tersebut dilakukan untuk mensiasati kemarau yang akan tiba.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement