Rabu 27 May 2015 09:01 WIB

'Cerita' Kawat Berduri di Kamp Perdagangan Manusia Malaysia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
Polisi menjaga kuburan massal di perbatasan Malaysia dan Thailand.
Foto: www.scoopnest.
Polisi menjaga kuburan massal di perbatasan Malaysia dan Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKIT WANG BURMA -- Ditemukannya puluhan kamp perdagangan manusia di sepanjang perbatasan Malaysia dan Thailand menimbulkan pertanyaan adanya keterlibatan pejabat di sisi kedua negara. Sebab, keberadaan kamp tersebut tampak terlindung dari keamanan setempat.

Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, penyelidikan awal menunjukkan hubungan antara polisi hutan dan sindikat penyelundupan. Media setempat Bernama, melaporkan beberapa di antaranya telah ditahan polsi sebagai bagian dari penyelidikan.

"Kami menduga beberapa dari mereka terlibat. Tapi kami bekerja sama dengan Departmene Kehutanan dalam hal penegakan karena mereka seharusnya melakukan penegakan hukum di daerah," katanya di parlemen. Selasa (26/5).

Kamp tersebut rupanya ditinggalkan dengan tergesa-gesa oleh para sindikat dan para korban. Kamp tampak sederhana dengan menggunakan bilik bambu dan terpal. Seorang pejabat polisi mengatakan bila kamp tersebut bisa menampung 400 orang.

Ada beberapa benda yang meyakinkan polisi bahwa kamp itu digunakan sebagai tempat transir perdagangan manusia. Sebuah tangki air plastik besar juga terlihat di kamp yang menunjukkan tingkat permanen dari kamp tersebut.

Sementara, jejak kekerasan dan penyiksaan ditunjukan oleh gulungan kawat berduri di sekeliling sel darurat atau kandang kecil. Kandang itu bahkan terlalu kecil untuk berdiri. Polisi mengatakan, gulungan kawat berduri itu digunakan untuk menghukum tawanan.

Warga di Weng Kelian, kota terdekat di perbatasan Malaysia mengaku kerap melihat migran di daerah tersebut. Migran tersebut menurut salah satu warga, Abdul Rahman Mahmud, sering mengalami kelaparan lantaran tidak makan selama berminggu-minggu.

"Mereka (migran) makan biji atau daun atau apa pun yang dapat mereka temukan. Sayang sekali, sangat nyata dan sedih melihat kenyataan ini," ujar dia.

Seperti diketahui, Malaysia juga menemukan 139 kuburan Malaysia di sekitar kamp tersebut. Otoritas meyakini para imigra ditahan di kamp di hutan untuk mendapatkan tebusan oleh sekelompok penyelundup manusia. Ribuan pengungsi dari Bangladesh dan Myanmar pergi menuju Thailand, Malaysia, dan Indonesia beberapa pekan belakangan.

sumber : Reuters/AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement