REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Dakwah dan Pendidikan Akhlak Bangsa Majelis Ulama Indonesia (PDPAB MUI) menggelar Training of Trainers (ToT) Dakwah kepada perwakilan-perwakilan dai se-Indonesia di Jakarta pada Selasa (26/5).
Kegiatan pelatihan tahunan tersebut mengusung tema "Supremasi Akhlak Karimah untuk Jati Diri Bangsa Indonesia yang Bermartabat". "Penyelenggaraan ToT ini agar dakwah bisa lebih efektif," ujar Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis kepada ROL.
Pelatihan tersebut berlangsung mulai 26 hingga 30 Mei 2015. Peserta pelatihan merupakan dua wakil dai dari setiap provinsi dan masing-masing satu wakil dari 35 ormas, serta 20 pesantren. Selain itu, untuk menjaring dai muda peserta dibatasi berusia maksimal 45 tahun.
Cholil menyatakan hal utama dalam rangka mengajak umat menuju kebaikan adalah berdakwah. Cholil memetakan, terdapat tiga kategori dalam masyarakat yaitu orang yang tidak paham, orang yang salah paham, dan orang yang tidak mau paham.
Menurut Cholil, tugas dai adalah memberikan pemahaman untuk orang yang tidak paham. Selain itu, dai perlu meluruskan pemahaman orang yang salah paham. "Dua hal itu menjadi ranah dakwah," ujarnya.
Sementara itu, kata Cholil, penanganan orang yang tidak mau paham dan tidak mau berdialog merupakan ranah fatwa.
Cholil mengaku pelatihan ini akan memberikan edukasi terkait wawasan kebangsaan dan juga isu-isu hangat baik tingkat nasional maupun internasional. Isu-isu yang menjadi pembahasan berupa ekonomi syariah, moral bangsa, kebudayaan Islam, dan juga fenomena keagamaan internasional. Selain itu, ia juga ingin dai menyampaikan dakwah dengan cara yang baik bukan dengan makian.
Cholil berharap pelatihan ini bisa menjadi panduan para dai dalam menyebarkan dakwah dan meneruskannya pada dai lain. "Kami harap mereka bisa menjadi pelatih untuk melahirkan dai-dai berkualitas di daerah masing-masing," ujarnya.
MUI juga akan menggunakan momen ToT tersebut untuk merumuskan peta dakwah dan peluncuran program dai bersertifikat.