REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi Cina menahan 175 orang dalam kasus pencurian artefak bersejarah, Rabu (27/5). Pihak berwenang mengatakan penangkapan tersebut merupakan bagian dari operasi terbesar sejarah Cina dalam upaya mengembalikan artefak yang dicuri.
Kementerian keamanan publik mengatakan 1.168 peninggalan bersejarah senilai lebih dari 500 juta yuan (setara 80 juta dolar AS) telah berhasil ditemukan kembali. Aftefak tersebut diduga digali secara ilegal di Niuheliang yang merupakan situs arkeologi Neolitik di provinsi Liaoning oleh penjarah.
Kementerian mengatakan aktivitas penjarahan membawa kerusakan parah pada situs. Diantara artefak-artefak, ada naga jade yang menjadi penggambaran awal mahluk mitologi.
UNESCO mengatakan situs arkeologi Niuheliang adalah pusat penguburan di masa Hongshan sekitar 5.500-5000 tahun lalu. Operasi pemulihan ini merupakan yang terbesar sejak masa Cina modern pada 1949.
Tidak jelas sejak kapan operasi ini dilakukan, namun kementerian mengatakan dalam pernyataan bahwa 1.000 polisi terlibat di dalamnya.
Menurut China Daily, penjarah yang ditangkap terbagi menjadi 10 geng. Mereka bertanggungjawab atas semua aktivitas penjarahan mulai dari penggalian situs hingga penjualan.
Empat ahli arkeologi juga terlibat dalam kejahatan tersebut. ''Artefak-artefak itu terjual dalam waktu cepat dan penjualan umumnya dilakukan dalam jangka pendek,'' kata polisi yang terlibat dalam operasi, Cai Binghui.