REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Papua belum mengetahui pelaku penembakan di Kampung Usir, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Selasa (26/5) malam. Kejadian yang terjadi pukul 23.00 WIT tersebut menyebankan satu warga sipil tewas dan lima orang terluka.
Kabib Humas Polda Papua Kombes Patrige Renwarin mengatakan, motif penembakan belum diketahui karena pelaku sendiri juga belum diketahui. Ia juga tidak berani menduga peristiwa tersebut merupakan ancaman dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Tapi memang benar ada ancaman setelah Leo Yogi tertembak dan meninggal," ujarnya di Bareskrim Polri, Rabu (27/5).
Leo Yogi merupakan Panglima Tentara Pembebasan Nasional OPM wilayah Paniai. Leo tewas di Rumah Sakit Nabire setelah terluka saat dilakukan penangkapan olrh Polda Papua pada 30 April lalu.
Akibatnya, saat ini OPM sedang mengancam secara terbuka kepada TNI dan Polri untuk revolusi total dari Sorong hingga Merauke. Menanggapi hal tersebut, Patrige mengaku ancaman seperti itu biasa terjadi.
Meski demikian, pendekatan persuasif tetap dikedepankan guna mengurangi ketakutan masyarakat. Kapolsek, kata Patrigre sudah menemui warga untuk menenangkan. "Belum ada permintaan penambahan anggota polri di lapangan," katanya menambahkan.
Jika diperlukan penambahan pasukan untuk keamanan, menurut Patrige, pasti akan diberikan. Karena itu, Patrige mengimbau agar masyarakat tidak perlu takut atas ancaman dari OPM. Selain itu, masyarakat diminta untuk tidak termakan provokasi.