REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugusan Atol atau pulau karang topis menjadi ciri khas negara Republik Maladewa. Negara yang berada di Samudra Hindia ini merupakan salah satu dari empat negara berpenduduk mayoritas Muslim di kawasan Asia Selatan.
Lantas, bagaimana tampilan masjid di negara ini?
Salah satu kawasan penting adalah Hulhulemale, merupakan pengembangan pulau atol hasil reklamasi yang berada di satu kawasan dengan bandara internasional Maladewa, dan berada 4 kilometer di utara ibu kota Maladewa, Male.
Hulhulemale merupakan wilayah pengembangan dari selatan ibu kota Male, area ini terdapat di kawasan atol Kaafu. Kondisi geografis Maladewa yang terdiri dari pulau atol dan dataran yang hanya kurang dari 10 persen dari jumlah lautannya, membuat pemerintah Maladewa melakukan berbagai proyek reklamasi atol besar-besaran.
Di kawasan Huluhulemale pada 1997 dilakukan reklamasi pantai secara besar-besaran oleh Kementerian Infrastruktur, dengan pengembangan area distrik Hulhulemale bertujuan sebagai kota satelit. Area ini diperuntukkan sebagai pemukiman dan pengembangan komersial, untuk menampung lebih banyak penduduk hingga lebih dari 30.000 jiwa. Di Hulhulemale ini juga dibangun sebuah masjid megah yang menjadi kebanggaan Muslim Male dan Maladewa. Masjid ini lebih dikenal dengan Masjid Hulhulemale.
Masjid Hulhulemale ini dibangun atas bantuan pemerintah Qatar dan dirancang dengan arsitektur yang diharapkan mampu menjadi landmark gugusan atol wilayah utara Maladewa. Keunikan arsitektur Masjid Hulhulemale ini terlihat jelas pada kubah emasnya yang cukup besar dan ketinggian minaretnya.
Masjid Hulhulemale diresmikan pada 2006, atau dua tahun setelah proyek reklamasi dan pengembangan kota baru selesai. Presiden Maladewa saat itu Maumoon Abdul Gayoom. Pemerintah Maladewa pun menjadikan Masjid Hulhulemale sebagai salah satu masjid utama masyarakat Maladewa.