REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) resmi meluncurkan badan otonom pendanaan penelitian Dana Ilmu Pengetahuan atau Indonesian Science Fund (ISF), Rabu (27/5).
ISF bertujuan untuk membantu mereka melakukan penelitian kelas dunia serta mendukung daya saing bangsa nantinya.
Wakil Ketua AIPI Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan, dana pada ISF ini sangat penting. "Dana yang berkesinambungan pada badan ini sangat penting," ujar Satryo melalui siaran persnya.
Dia juga mengatakan, dana ini jelas akan membantu meningkatkan produktivitas nasional dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Satryo mengungkapkan alasan pihaknya meresmikan badan yang mendapat dukungan pemerintah Indonesia, Australia dan Amerika Serikat ini. Menurutnya, sejauh ini Indonesia tidak memiliki infrastruktur keuangan untuk mendukung Iptek yang inovatif.
Dia juga berpendapat, Indonesia tidak memiliki sistem penganggaran dana yang fleksibel untuk melakukan penelitian ilmiah.
"ISF menjadi solusi dari masalah tersebut," tegasnya.
Satryo mengungkapkan, hibah kompetitif pada badan tersebut merupakan cara paling efektif untuk mendorong terciptanya ilmu pengetahuan dan ilmu rekayasa dunia. Sehingga para peneliti akan termotivasi untuk mengajukan ide-ide terbaik dalam proposal penelitian mereka.
Selain itu, lanjut dia, mereka juga bisa tetap menjalankan riset yang sebelumnya telah terprogram dan berorientasi hasil.
Dubes Australia untuk Indonesia, James Gilling, mengatakan bahwa inovasi dan penelitian sains dalam meningkatkan daya saing di Indonesia itu sangat penting. "Kedua aspek ini akan terus menjadi fokus kemitraan ekonomi kami bersama Indonesia," tegasnya.
Selain itu, Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake juga mengungkapkan bahwa pemerintahnya akan selalu berkomitmen mendukung usaha Indonesia.
Dia juga menyadari perkembangan inovasi dan penelitian itu memiliki pengaruh yang kuat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.