Kamis 28 May 2015 10:14 WIB

Suap FIFA, Status Tuan Rumah Piala Dunia 2018 dan 2010 Digugat

Rep: C89/ Red: Israr Itah
Logo Piala Dunia 2018
Foto: bloguin.com
Logo Piala Dunia 2018

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Mantan Presiden UEFA, Lenarrt Johansson meminta penentuan tempat penyelenggaraan Piala Dunia 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar harus ditinjau kembali. Ia menganjurkan untuk tahun 2018, Inggris bisa menjadi opsi terbaik. Sementara untuk menggantikan Qatar baru akan dibahas lagi.

"Saya harap mereka (FIFA) mempertimbangkan kembali. Inggris belum menjadi tuan ruamh sejak tahun 1966, mereka layak mendapat perhatian," kata Johansson dikutip Reuters, Kamis (28/5).

Pernyataan pria berusia 85 tahun ini bukan tanpa alasan. Proses penentuan Rusia dan Qatar menjadi tuan rumah event empat tahunan itu terus menuai kontroversi. Menyusul ada dugaan suap saat pemilihan berlangsung. 

Mengenai kasus penangkapan tujuh pejabat FIFA yang tersangkut kasus korupsi, menurutnya bukan hal yang mengejutkan. Hanya, ia menyayangkan jika organisasi sepak bola terbesar di dunia itu terus dipimpin oleh orang-orang yang seperti itu.

"Saya tidak terkejut dengan apa yang terjadi, sangat disayangkan," ujarnya.

Saat ini pria asal Swedia tersebut tengah bersiap untuk berkunjung ke Zurich mengikuti kongres FIFA. Dalam hal ini ia memiliki hak menjadi peserta event tersebut karena menjabat sebagai Presiden Kehormatan UEFA. Pada 1998, Johansson kalah dalam pertarungan memperebutkan kursi presiden FIFA melawan Sepp Blatter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement