REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Para pejabat tinggi negara-negara Asia akan melakukan pertemuan guna mengatasi masalah pengungsi Rohingya di Bangkok, Jumat (29/5). Pertemuan tersebut mencakup perwakilan dari 17 negara Asia serta negara lain, seperti Amerika Serikat dan Jepang.
Rencananya, akan hadir pula pejabat dari organisasi internasional seperti badan pengungsi PBB dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Direktur Jenderal IOM, William Lacy Swing, mengatakan kesemua negara tersebut telah sepakat untuk melakukan pembicaraan terkait Muslim rohingya.
"Berdasarkan perspektif saya, hal ini sangat baik dan sangat berarti untuk memikirkan mekanisme tindak lanjut berbagai masalah termasuk akar penyebabnya," kata Swing, seperti dilansir Washington Post, Jumat (29/5).
Akar penyebab utama, lanjut Wing diperkirakan adalah diskriminasi besar-besaran terhadap minoritas Muslim Rohingya oleh umat Buddha di Myanmar. Sementara itu, pemerintah Myanmar tidak mengakui kewarga negaraan Muslim rohingya sehingga diperkirakan ada 1,3 juta Rohingya yang hidup dalam kondisi mengerikan di negara bagian Rakhine sebagai pengungsi ilegal.
Wing memaparkan, kelompok hak asasi manusia telah mendesak mereka yang terlibat dalam pembicaraan untuk menemukan solusi terbaik guna menyelamatkan orang-orang yang diperkirakan masih terdampar di laut.
Tak hanya itu, mereka (Kelompok hak asasi manusia) juga menekan pemerintah Myanmay untuk untuk mengakhiri kebijakan represif yang mendorong Muslim Rohingya melarikan diri dari negaranya. Dia mengatakan Myanmar adalah kunci dari permasalahan tersebut. "Saya pikir Myanmar harus terlibat dalam setiap pembicaraan pencarian solusi," tambah dia.