REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Presiden Asosiasi Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Sepp Blatter, mengatakan skandal korupsi yang terjadi di dalam organisasi tersebut menjadi tanggung jawab bersama. Meski ia tak menampik dirinya mendapat sorotan karena berstatus orang nomor satu FIFA selama belasan tahun.
"Saya ingin berbagi tanggung jawab dengan Anda, atau setidaknya dengan komite eksekutif," kata Blatter dalam pidatonya pada pembukaan kongres FIFA di Zurich, Jumat (29/5).
Blatter menuturkan tindakan korupsi yang terjadi dilakukan oleh perorangan. Sehingga jika terbukti bersalah, menurutnya, tidak harus menyeret nama FIFA secara keseluruhan.
"Ini (kesalahan) individu, bukan organisasi," ujarnya.
Pria berusia 79 tahun itu mengatakan skandal ini sudah mencederai sepak bola itu sendiri. Ia meminta semua elemen untuk bekerja sama mengembalikan citra positif FIFA sebagai induk terbesar olahraga tersebut.
Sebelumnya pada Rabu (27/5) waktu Zurich, pihak berwenang Swiss dan FBI menangkap tujuh pejabat tinggi FIFA yang diduga melakukan korupsi, pencucian uang dan pemerasan.
Dugaan tersebut berkaitan dengan hasil penyelidikan tentang aliran dana untuk meloloskan Rusia dan Qatar sebagai tuan ruamah Piala Dunia 2018 dan 2022. Kantor berita Reuters melaporkan sekitar 100 juta dolar AS atau Rp 1,3 triliun masuk ke dalam kantong para pejabat FIFA sejak dekade 1990-an.