REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Umat Budha Aceh turut melakukan pengalangan dana untuk membantu imigran Rohingya yang saat ini mengungsi di sejumlah daerah di Aceh.
"Bantuan ini sebagai wujud rasa kemanusiaan Umat Budha Aceh terhadap beban imigran Rohingya," kata Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Budha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Wisamada di Banda Aceh, Jumat (29/5).
Menurut Wisawada, aksi penggalangan dana untuk muslim Rohingya dilakukan di sejumlah daerah, seperti di Kabupaten Aceh Tamiang, Kota Langsa, Kota Banda Aceh, dan lainnya. Wisawada mengatakan umat Budha Aceh bekerja sama dengan Front Pembela Islam menyerahkan bantuan untuk diberikan kepada pengungsi Rohingya.
"Bantuan kemanusiaan ini untuk meringankan beban pengungsi Rohingya. Kami akan terus menggalang bantuan untuk muslim Rohingya yang kini mengungsi di Aceh," kata dia.
Wisawada mengatakan, umat Budha Aceh pada bulan Juli mendatang akan melakukan penggalangan dana untuk muslim Rohingya. Penggalangan dana tersebut akan melibatkan tokoh Budha Aceh dan ribuan jemaat Budha.
"Kami membantu bukan karena agama, tetapi sosial kemanusiaan. Dan siapa pun mereka tetap kami bantu," kata Wisawada.
Wisawada menyesalkan sikap Pemerintah Myanmar yang membuat muslim Rohingya terusir dari negaranya. Kondisi ini berbeda dengan yang terjadi di Aceh. Umat Budha di Aceh merasa aman dan damai. Toleransi antarumat beragama sangat tinggi. Berbeda dengan daerah lain. Jangan sampai ada yang mengganggu toleransi ini, kata Wisawada.
"Untuk itu, kami mengimbau Pemerintah Myanmar melihat aspek kemanusiaannya. Kami meminta masalah Rohingya ini diselesaikan dengan baik," kata Wisawada.
Berdasarkan data jumlah pengungsi Rohingya dan Bangladesh berjumlah 1.759 jiwa di empat titik tersebut dengan rincian sebanyak 564 jiwa di Punteut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.
Sebanyak 672 jiwa ditampung di Pelabuhan Kuala Langsa, Kota Langsa, 476 jiwa di Bireun Bayeun, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur, dan sebanyak 47 jiwa di gedung milik pemda Kabupaten Aceh Tamiang.