REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- 60 persen saluran tersier yang melintasi Kecamatan Banyusari, Karawang, Jabar, dalam kondisi rusak parah. Kondisi itun dikeluhkan oleh para petani setempat. Pasalnya, kerusakan jaringan irigasi itu akan berdampak pada kekeringan saat musim kemarau. Sebab, dengan irigasi rusak itu sebagian air hilang di tengah jalan.
Anggota Koramil Banyusari, Sersan Mayor Narla Permana, mengatakan, rusaknya jaringan irigasi ini dikeluhkan petani kepada TNI. Apalagi, saat ini TNI diperintahkan untuk turut membantu petani. Terutama, dalam mendisiplinkan petani soal jadwal tanam.
"Hasil curhatan petani kita tampung, ternyata mereka mengeluhkan soal irigasi yang rusak tersebut," ujar Narla, kepada sejumlah wartawan, Jumat (29/5).
Panjang saluran irigasi tersier ini, lanjutnya lebih dari 20 kilometer. Selain rusak parah, saluran ini sudah mengalami pendangkalan dan penyempitan. Sehingga, air yang mengalir ke saluran ini tidak maksimal. Bahkan, saat musim kemarau saluran ini turut mengering. Akibatnya, banyak petani yang kesulitan air untuk mengairi sawahnya.
Kerusakan irigasi ini, tentu berdampak pada hasil produksi petani. Karena, bila kemarau panjang, padi yang ditanam petani akan turut kering. Dengan begitu, petani terancam gagal tanam dan panen.
Karena kondisi itu, lanjutnya, saat ini TNI intens berkoordinasi dengan pemerintahan desa, kecamatan dan dinas terkait. Koordinasi ini, untuk memermudah bila ada hal-hal yang tak diinginkan. "Selain itu, ada dua agenda utama bulan depan. Yaitu, memburu hama tikus dan perbaikan saluran irigasi tersier secara manual dan swadaya," ujarnya.
Bahkan, di Dusun II Kampung Babakan Cipancuh, Desa Gempol, petani bersama TNI akan membuat saluran irigasi tersier baru. Panjangnya mencapai sampai satu kilometer, dengan lebar satu meter. Pembuatan saluran baru ini, merupakan swadaya petani. Jadi, petani bersama-sama membeli tanah untuk diubah jadi saluran irigasi tersier.
Langkah ini, diharapkan bisa menjadi solusi jangka pendek saat musim kemarau. Akan tetapi, solusi terbaiknya adalah dengan memerbaiki saluran yang rusak ini.
Camat Banyusari, Ecep Misbach, mengatakan, pihaknya masih menginventarisasi keluhan petani. Terutama, menghadapi musim tanam gadu ini. Terkait dengan kerusakan saluran irigasi tersier ini, solusinya yaitu dengan cara membuat saluran baru. Karena ini, akan lebih efektif. Ketimbang, harus menunggu lama proses perbaikan yang entah kapan terjadinya. "Saat ini, sudah akan ada perbaikan saluran tersier baru. Hasil swadaya petani," ujar Misbach.
?Sementara itu, Kepala BP3K Banyusari, Nana Kuswana, membenarkan, bila saluran irigasi yang ada di wilayah ini sudah rusak parah. Kerusakan ini, sudah sangat lama. Tapi, sampai sekarang belum ada perbaikan. N Ita Nina Winarsih