REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menolak gagasan zona larangan terbang Suriah, seperti yang diinginkan Turki.
Dia mengatakan hal itu akan menjadi kesalahan dan tidak akan memulihkan keamanan di wilayah tersebut.
"Pembicaraan tentang pembentukan sebuah zona penyangga dan larangan terbang adalah pengulangan kesalahan sebelumnya dan tidak akan membantu dengan keamanan dan stabilitas di kawasan itu," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian, Kamis (28/5).
Sebelum negara itu akan bergabung dengan serangan udara koalisi pimpinan AS terhadap ISIS, Turki menginginkan zona larangan terbang dan juga zona penyangga sepanjang perbatasan dengan Suriah.
Turki juga menginginkan kelompok pemberontak Suriah dilatih untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.
Pada akhir tahun lalu, Amerika Serikat mengatakan zona larangan terbang tidak akan berfungsi karena ada lebih dari satu juta pengungsi Suriah di sepanjang perbatasan.
Iran adalah sekutu utama rezim Suriah di kawasan dan memberi pemerintahan Assad bantuan keuangan dan militer.
Republik Islam itu juga menuduh Turki memungkinkan pergerakan bebas pemberontak dan senjata melintasi perbatasan, tuduhan yang dibantah Turki.
Amir-Abdollahian, dalam komentar yang dilaporkan oleh laman televisi pemerintah Iran, mengatakan solusi politik di Suriah hanya akan dicapai jika negara-negara tetangga mengontrol perbatasan mereka dan mencegah pemberontak melintas perbatasan.