Sabtu 30 May 2015 14:02 WIB

Delapan Ton Beras Oplosan Ditemukan di Perbatasan RI-Timor Leste

KAPOLRI Tidak Ada Beras Plastik (ilustrasi)
Foto: Mardiah
KAPOLRI Tidak Ada Beras Plastik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BELU -- Delapan ton beras oplosan siap edar ditemukan Pemerintah Kabupaten Belu di Pasar Lama Atambua, wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste, Sabtu (29/5). Beras oplosan itu ditemukan saat sidak barang kebutuhan pokok, termasuk beras plastik.

Modus oplosan beras milik seorang pedagang bernama Yohanes Robert tersebut, dengan cara mencampur beras lokal yang dibeli dari petani daerah itu lalu dicampur dengan sejumlah beras bermerek dalam satu karung. "Pemilik beras mencampur beras lokal dan beras bermerek yang ada lalu dijual kepada masyarakat. Jumlahnya mencapai delapan ton," kata Penjabat Bupati Belu Wilem Foni kepada wartawan di sela-sela sidak di lokasi Pasar Lama Atambua ibu kota Kabupaten Belu.

Menurut dia, pedagang beras atas nama Yohanes Robert membeli beras lokal dari petani di Lurasik, salah satu daerah di Kabupaten Belu, sebanyak delapan ton. Kemudian ia mencampurkan beras tersebut dengan beras kemasan bermerek 'Apal Hijau' kemudian dijual. Kondisi tersebut, membuka peluang beras lokal akan lebih banyak dimasukan dalam karung beras Apel Hijau dengan ukuran 20kg tersebut.

"Inikan perilaku menyimpang pedagang yang mau cari untungnya saja. Saya sudah minta aparat Polres setempat untuk amankan barang bukti berasnya dan juga pemiliknya untuk diproses hukum," kata Wilem.

Menurut Wilem, praktik penjualan yang dilakukan oleh para pedagang kebutuhan pokok masyarakat, harus berlaku jujur terhadap komoditi yang dijual. Hal itu untuk menghindari praktik menyimpang yang tentunya akan memberikan dampak buruk bagi warga yang mengkonsumsinya.

Jika praktik penjualan dimulai dengan melakukan sejumlah praktik menyimpang sebagaimana yang ditemukan, maka akan sangat mungkin hal serupa juga dilakukan untuk komoditas lainnya. "Hal ini tentunya tidak dibolehkan. Saya akan terus lakukan sidak bersama aparat kepolisian biar tidak lagi terjadi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement