Sabtu 30 May 2015 17:30 WIB

Tak Masuk Kepengurusan Demokrat, Ibas Diminta Fokus di Senayan

Rep: C26/ Red: Ilham
 Ketua Fraksi Partai Demokrat (PD) Edhie Baskoro Yudhoyono menggelar jumpa pers terkait kenaikan harga BBM di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/11).  (Republika/Agung Supriyanto)
Ketua Fraksi Partai Demokrat (PD) Edhie Baskoro Yudhoyono menggelar jumpa pers terkait kenaikan harga BBM di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/11). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, CIBUBUR -- Nama Edhie Baskoro Yudhoyono yang digadang-gadang kembali menjadi Sekretaris Jenderal ternyata tidak masuk dalam susunan kepengurusan pusat Partai Demokrat periode 2015-2020. Pria yang akrab disapa Ibas ini ditugaskan untuk fokus pada jabatannya sebagai Ketua Fraksi Demokrat di DPR.

Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarifuddin Hasan mengatakan, Ibas memang diminta untuk lebih fokus pada tanggung jawabnya di DPR selama empat tahun ke depan. Tugas berat ini tidak boleh diganggu dengan jabatan lain yang harus diemban Ibas.

"Mas ibas difokuskan tugasnya sebagai Ketua Fraksi empat tahun kedepan yang sangat berat," ujarnya usai konferensi pers pengumuman susunan kepengurusan Demokrat di Cibubur, Sabtu (30/5).

Selain diminta fokus pada jabatan saat ini, ia mengatakan Ketua Umum, Susilo Bambang Yudhoyono ingin menghindari rangkap jabatan. Tentu agar kinerja tidak terganggu jika diberikan dua tanggung jawab secara bersamaan.

Sementara, Ibas menanggapi dengan santai bahwa jabatan sebelumnya merupakan amanah yang tidak pernah dilupakan. Namun, pada intinya semua memiliki tujuan yang sama, yakni ingin memajukan partai berlambang bintang mercy itu.

"Itu amanah yang tidak dilupakan pasti ada kelebihan dan  kekurangannya. Intinya kita semua ingin memajukan Partai Demokrat," ujar Ibas.

Sebelumnya, banyak yang memperkirakan Ibas menjadi salah satu calon yang menempati jabatan Sekjen. Namun, ternyata namanya juga tidak masuk dalam formatur kepengurusan inti yang telah dibacakan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement