REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Lebih 700 pendatang, yang ditemukan dalam sebuah kapal nelayan oleh Angkatan Laut Myanmar, akan dibawa ke Provinsi Rakhine, kata pejabat setempat, Sabtu (30/5), dengan menambahkan bahwa seluruh pendatang itu berasal dari Bangladesh.
Sebanyak 727 orang, termasuk 74 perempuan dan 45 anak-anak, ditemukan dalam kapal pada Jumat pagi di kawasan delta Irrawaddy. Media setempat melaporkan 50 penumpang tewas sebelum diselamatkan.
Kapal tersebut adalah yang terakhir ditemukan saat kawasan itu menghadapi bencana pendatang sejak awal Mei, dengan sekitar 3,500 pendatang mendarat di Thailand, Malaysia dan Indonesia, dan diperkirakan 2.500 lagi masih terdampar di laut.
Sebagian besar dari pendatang tersebut adalah warga Rohingya dari Provinsi Rakhine, Myanmar, atau yang lari dari kemiskinan di Bangladesh. Pejabat setempat mengatakan kelompok imigran yang ditemukan pada Jumat (29/5), itu telah dibawa ke Pulau Thamee Hla di delta Irrawaddy oleh AL, sebelum dipindahkan ke Rakhine.
Kelompok mayoritas Buddha Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai kelompok etnik asli dan para pejabat sering merujuk mereka dengan nama "Bengali" dari negara tetangga. "Mereka akan dibawa ke Rakhine dekat Bangladesh besok atau lusa," kata Myo Win, pejabat setempat dari Pulau Haigyi di dekat lokasi AL menarik kapal tersebut.
"Karena orang-orang ini berasal dari bangladesh, kami akan membawa mereka kembali ke Provinsi Rakhine karena dekat (dengan perbatasan)," tambah dia merujuk pada provinsi di wilayah barat.
Sebelumnya, AL Myanmr juga menemukan lebih dari 200 lelaki bertelanjang dada di kabin sebuah kapal kayu bernomor registrasi Thailand. Myanmar bersikeras bahwa kecuali delapan orang, seluruh imigran yang ditemukan itu adalah warga negara Bangladesh dan berjanji akan memulangkan mereka.