Sabtu 30 May 2015 23:54 WIB

'Islah Semantara Partai Golkar Hanya Peristiwa Simbolis'

Rep: C36/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mantan ketua umum Golkar Jusuf Kalla mendamaikan Agung Laksono dan Aburizal Bakrie.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Mantan ketua umum Golkar Jusuf Kalla mendamaikan Agung Laksono dan Aburizal Bakrie.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Pengamat Politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai islah sementara yang dilakukan dua kubu Partai Golkar hanya peristiwa simbolis. Konflik internal tetap membayangi partai berlambang pohon beringin itu.

“Islah yang terjadi sore ini hanya legalitas sebagai prasyarat agar Golkar tidak batal ikut Pilkada serentak. Di luar itu, konflik kepengurusan tetap berlangsung. Pihak mana yang sah menjadi pengurus DPP Partai Golkar juga belum ada,” papar Yunarto saat dihubungi ROL, Sabtu (30/5).

Jika begitu, kedua kubu tetap sulit bekerjasama. Proses konsolidasi menjelang persiapan Pilkada diperkirakan berlangsung alot.

“Ini tentu menyulitkan pertarungan Golkar di Pilkada mendatang. Diperlukan komitmen kuta untuk sama-sama mengerem kemauan politik masing-masing kubu,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, dua kubu Golkar resmi menandatangani islah pada Sabtu sore. Penandatanganan islah berlokasi di pendopo belakang rumah dinas Wapres pada pukul 17.00 WIB.

Islah disepakati kedua kubu agar Golkar tetap bisa mengikuti Pilkada serentak Desember mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement