REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Lingkungan Hidup (BLH) memastikan air sungai Cipalasari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi dalam keadaan baik. Hal ini untuk menjawab kekhawatiran warga terkait perubahan warna sungai dan berbau belerang beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, sejumlah warga menemukan lubang yang menyemburkan belerang di aliran sungai di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Diduga, lubang ini yang menjadikan aliran Sungai Cipalasari berubah warna dan berbau.
"BLH sudah mengambil sampel air sungai sebanyak dua kali," ujar Kepala BLH Kabupaten Sukabumi Daden Gunawan kepada Republika Ahad (31/5). Hasilnya, kondisi air dalam keadaan baik dan bisa digunakan oleh warga.
Penelitian sampel air tersebut lanjut Daden, sudah dilakukan di laboratorium. Hal ini untuk menyikapi keluhan warga terhadap perubahan warna air menjadi keputihan dan berbau belerang.
Daden menduga bau belerang berasal dari pembentukan kawah baru di sekitar aliran sungai. Fenomena tersebut dinilainya sudah biasa terjadi.
Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmawas) Kalapanunggal Nusantara, Heri, mengatakan, warga khawatir terkait aliran air sungai yang berubah warna menjadi keputihan dan berbau belerang. Terlebih, saat ini banyak ikan yang mati.
Selama ini ungkap Heri, aliran air sungai dipergunakan warga untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus (MCK). Aliran air Sungai Cipalasari juga digunakan untuk mengairi sarana pertanian dan perikanan.