REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi Politik, Lely Arrianie Napitupulu mengatakan, dalam sebuah partai politik, teori James Scott tentang hubungan patron dan klien tidak bisa dihindari. Begitupun Partai Demokrat, di mana Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyoho memilih orang-orang yang selama ini menjadi kaki-tangannya untuk menduduki jabatan penting partai guna memuluskan hubungan patron-klien tersebut.
“Patron di sini kan Ketua Umum, dia punya kekuasaan, punya materi, kedudukan, dan kasih sayang. Sementara, klien itu kan harus punya kesetiaan, integritas, dan loyalitas,” kata dia kepada Republika, Ahad (31/5).
Perempuan yang juga menjabat Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Bengkulu itu menilai kesemua unsur tersebut harus terus dimiliki Patron dan Klien. Sebab, lanjut dia, ketika salah satu unsur itu lepas, maka relasi patron-klien juga lepas.
“Itu yang terjadi pada Gede Pasek. Mungkin integritasnya ada di Demokrat tapi loyalitasnya tidak ada lagi. Terutama bukan loyalitas kepada partai melainkan loyalitas kepada ketua umumnya,” tambah dia.
Karena itu pula, kata Lely, SBY beranggapan tidak perlu lagi mengakomodasi orang-orang yang tidak punya loyalitas di partainya. Karena kesatuan dalam tubuh partai adalah salah satu cara untuk membangun kekuatan partai.
Seperti diberitakan sebelumnya, Partai Demokrat mengumumkan susunan beberapa kepungurusan yang akan menjalankan roda organisasi di tingkal pusat. Nama-nama tersebut akan menjabat pengurus hingga lima tahun ke depan.