Ahad 31 May 2015 20:27 WIB

Menhan India: ISIS Dapat Nuklir dari Pejabat Korup Pakistan

Rep: C93/ Red: Angga Indrawan
Gerakan ISIS
Foto: Reuters
Gerakan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan India Rao Singh Inderjit menyuarakan keprihatinannya terkait kelompok Islam radikal ISIS yang dengan mudah bisa mendapatkan senjata nuklir dari negara-negara seperti Pakistan. Ungkapan tersebut dilayangkannya di sela-sela konferensi keamanan regional Shangri-La di Singapura, Ahad (31/5).

"Dengan meningkatnya ISIS di Asia Barat, lebih menakutkan lagi karena mereka mendapat akses untuk memperoleh senjata nuklir dari negara-negara seperti Pakistan," kata dia, Ahad (31/5).

Pada awal bulan ini Isis mencoba membeli senjata nuklir pertama dalam satu tahun terakhir  dan itu mungkin dibelinya dari Pakistan. Sebuah artikel di majalah propaganda Dabiq yang melaporkan.

"Negara Islam memiliki miliaran dolar di bank, sehingga mereka melobi Pejabat di Pakistan untuk membeli perangkat nuklir. Senjata tersebut mereka dapatkan dari dealer senjata melalui pejabat korup di Pakistan." Artikel tersebut konon ditulis John Ambrose, wartawan Inggris yang pernah disandera ISIS.

Program senjata nuklir Pakistan dimulai pada tahun 1970. Ilmuwan Pakistan, Abdul Qadeer Khan yang membantu mengembangkan bom nuklir Pakistan pada 2004 mengatakan, banyak jaringan yang telah menjual nuklir tanpa sepengetahuan di pasar gelap ke negara-negara seperti Korea Utara dan Iran.

Meski begitu, nuklir Pakistan dan nuklir India tergolong katregori nuklir yang kurang baik. Dari 25 negara yang mengembangkan nuklir, Pakistan berada di peringkat 22 dan India berada di peringkat 23.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement